Selasa, 14 Agustus 2012

MENDAKI GUNUNG GAWALISE

A. Selayang Pandang Jika Anda hobi mendaki gunung dan kebetulan sedang berada di Sulawesi Tengah, Gunung Gawalise dapat menjadi alternatif pilihan Anda. Gunung yang memiliki ketinggian sekitar 2.023 meter di atas permukaan laut (dpl) ini berdiri di kawasan hutan tropis dan dihuni oleh suku Da’a, sub etnis suku Kaili. Suku ini tersebar di beberapa desa yang terdapat di kawasan gunung tersebut. Selain tempat pendakian, Gunung Gawalise juga kerap menjadi tempat observasi bagi para ilmuwan yang ingin meneliti berbagai jenis flora dan fauna. Salah satu jenis flora yang dapat ditemukan di sana adalah bunga abadi (edelweiss) atau yang mempunyai nama latin anaphalis javanica. Bunga ini termasuk salah satu tanaman yang sudah mulai langka. Gunung Gawalise sering dikunjungi oleh para pendaki, baik dari luar daerah maupun yang berasal dari Sulawesi Tengah sendiri, khususnya Kota Palu dan sekitarnya. Pendakian di gunung ini memang tergolong ideal karena lokasinya mudah diakses, hanya berjarak sekitar 34 Kilometer dari Kota Palu, ibukota Provinsi Sulawesi Tengah. B. Keistimewaan Gunung Gawalise tak hanya menawarkan tantangan olahraga alam bebas, tetapi juga panorama alam yang indah dengan hawa sejuk dan kekayaan budaya masyarakat setempat. Dari atas gunung ini, Anda dapat menyaksikan pemandangan alam yang menakjubkan sekaligus lanskap Kota Palu. Selain panorama alam yang menakjubkan, Anda juga dapat menjumpai perkampungan penduduk suku Da’a di Desa Dombu. Suku Da’a dikenal sebagai suku Kaili pegunungan yang masih teguh memegang budaya dan adat istiadatnya. Anda dapat menyaksikan kehidupan dan budaya penduduk setempat, misalnya sebagian rumah penduduk yang dibangun di atas pohon. Selain itu, Anda juga dapat menyaksikan antraksi sumpit yang diperagakan masyarakat setempat. Adapun tantangan pendakian yang harus Anda taklukkan di Gunung Gawalise terdiri dari beberapa pos yang dimulai dari titik start hingga ke puncak gunung. Desa Dombu sebagai titik start berada di kaki gunung. Perjalanan dari titik start menuju Pos 1 yang berada di ketinggian 1.000 meter (dpl) dengan suhu udara 35 – 33o C terbilang cukup menantang. Selain banyak jalan tanjakan yang cukup tajam, Anda juga harus melewati tebing-tebing dengan kemiringan mencapai 80o, padang ilalang setinggi 2 meter, dan sawah-sawah penduduk. Keadaan alam di Pos 1 juga terbilang cukup sulit karena minimnya daerah datar sehingga pendaki harus mendirikan tenda di daerah kemiringan. Selain itu, ketersediaan air di pos ini juga sangat terbatas karena hanya ada satu sumber mata air. Setelah beristirahat cukup di Pos 1, Anda dapat melanjutkan perjalanan menuju Pos 2 yang berada di ketinggian 1.500 meter (dpl) dengan suhu 34 – 33o C. Jalur menuju Pos 2 hampir sama dengan jalur Pos 1. Bedanya, pendaki harus memanjat susunan batu-batu alami. Persediaan air di Pos 2 bisa dikatakan tidak tersedia sama sekali. Dari tempat ini, Anda dapat menyaksikan keindahan Kota Palu yang dikelilingi gunung dan dibelah oleh sungai. Selain itu, pendaki juga dapat menemukan bunga edelweis. Setelah puas menyaksikan pemandangan, Anda kemudian kembali melanjutkan perjalanan menuju Pos 3 yang berada di ketinggian 1.800 meter (dpl) dengan suhu 35o C di siang hari dan 20o C di malam hari. Jalan menuju Pos 3 terbilang cukup mudah karena lebih banyak jalan rata dibandingkan dengan tanjakan. Selain itu, di sepanjang jalur ini terdapat bangkai pesawat Merpati yang jatuh pada 1994 akibat menabrak Gunung Gawalise. Keadaan di Pos 3 cukup sempit untuk mendirikan tenda sehingga para pendaki hanya bisa beristirahat sejenak lalu melanjutkan perjalanan menuju puncak gunung. Perjalanan menuju puncak Gunung Gawalise yang berada di ketinggian 2023 meter (dpl) dapat ditempuh dengan melewati punggung-punggung bukit dan hutan tropis yang cukup lebat. Tantangan yang harus dilewati di jalur ini adalah kabut tebal yang membatasi jarak pandang. Keadaan ini diperparah dengan kurangnya string line (penunjuk arah) sehingga pendaki harus lebih waspada agar tidak salah jalan. Selain itu, keadaan suhu di puncak gunung cukup dingin yaitu berkisar antara 28 - 33o C. Setiba di puncak, Anda akan menemukan sebuah tugu sebagai penanda titik tertinggi Gunung Gawalise. Selain tugu, Anda juga dapat menjumpai sebuah tempat penampung air hujan yang diperuntukkan bagi para pendaki, namun dari sisi kebersihan, air tersebut kurang terjamin untuk dikonsumsi secara langsung. Oleh karena itu, Anda sebaiknya membawa air minum yang lebih banyak sehingga tidak perlu meminum air hujan tersebut.

1 komentar:

  1. thanks infonya , sebagai bekal saya karena rencana april 2016 mau kesana

    BalasHapus