Rabu, 15 Agustus 2012

Elang-ular Sulawesi

Spilornis rufipectus (Gould, 1858) Deskripsi Berukuran sedang (41-50 cm). Mirip dengan Elang-ular Bido, kecuali kepala yang seluruhnya hitam. Perut dan dada bergaris coklat kemerahan. Tubuh bagian atas coklat gelap kecuali pada leher belakang yang berwarna coklat kemerahan seperti warna dada. Ekor kehitaman dengan ujung ekor putih pucat. Juvenile: kepala dan leher berwarna krem. Dada berwarna putih krem bertotol gelap, perut dan pinggang bergaris merah karat. Iris mata kuning terang, kekang dan sera kuning terang, kaki kuning suram. Suara “Fli-wi-kek”, serta “keek” yang diulang-ulang.

Penyebaran global Endemik di kepulauan Sulawesi. Tersebar luas secara lokal di daratan Sulawesi dan pulau-pulau satelitnya. Bagian utara: Siau, Talisei, Lambeh; Bagian Selatan: Salayar, Muna, Buton; Bagian Timur: Togian, Banggai, Peleng, dan kepulauan Sula. Menghuni tepi hutan, hutan sekunder, dan savana padang rumput pada ketinggian 300-1000 m. Terdapat dus sub-spesies yang dikenal, yaitu: rufipectus Gould, 1858 – Sulawesi, Kep. Salayar, Muna dan Butung. sulaensis (Schlegel, 1866) – Kep. Banggai dan Sula Is. Kebiasaan Sendirian atau berpasangan. Terbang mengitari teretori disertai teriakan khas Elang-ular. Memakan kadal, ular dan sesekali tikus. Status Daftar merah IUCN : Resiko Rendah (LC) Perdagangan internasional: Appendix II, dapat diperdagangkan dengan pengaturan tertentu Perlindungan: PP No. 7/1999

Tidak ada komentar:

Posting Komentar