Rabu, 22 Agustus 2012

Melayang di Atas Pegunungan Matantimali


REPUBLIKA.CO.ID, PALU - Kejurnas Paralayang kali ini diselenggarakan di Pegunungan Matantimali. Lokasi itu terletak di wilayah Pegunungan Matantimali sekitar dua kilometer dari Desa Wayu, Kecamatan Kinovaro, Kabupaten Sigi atau sekitar 30am kilometer arah Selatan Palu.

Warga Palu, mahfum dengan 'surga' di dekat rumah mereka. Untuk mencapai lokasi tersebut bisa dengan menggunakan sepeda motor, dan mobil. Dari Palu menempuh perjalan lebih dari satu jam.
Jalan dari Desa Porame, Kecamatan Marawola menuju ke Desa Wayu sudah dilapisi aspal, tetapi ada beberapa tempat badan jalannya sudah hancur.

Dari Desa Wayu, kita harus melewati jalan yang belum beraspal menyusuri lereng Pegunungan Matantimali.

Saat berada di lokasi, kita bisa langsung melihat dengan jelas Kota Palu, dan sebagian desa di Kecamatan Marawola, dan Biromaru dan Dolo.

Setiap hari atmosfir di atas Pegunungan Matantimali diramaikan atlet paralayang yang tampak dengan indah melakukan atraksi melayang-layang di udara.
Setiap mata yang memandang ke atas pegunungan itu seperti tidak ingin beranjak dari situ, karena terpesona melihat para atlet dengan warna-warni payung yang mereka gunakan.

Salah seorang pehobi paralayang, Sebastian, mengatakan lokasi ini benar-benar bagus dan cocok untuk olah raga paralayang. "Wah, sangat indah dan mengagumkan," kata Sebastian, salah satu dari sejumlah atlet luar negeri yang berlaga di "event" itu.

Menurut atlet kelahiran Swiss yang kini tinggal di Nepal itu, lokasi paralayang Matantimali sangat cocok untuk kegiatan olah raga paralayang. Lokasinya bagus dan alam serta kondisi cuaca sangat menantang bagi atlet.

"Saya sangat suka. Saat melayang-layang di atmosfir dengan payung rasanya tidak ingin cepat-cepat mendarat," kata Sebastian yang juga salah satu instruktur tim Pelatnas Sea Games.

Ketua Pengda Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI) Sulteng FX Murdjianto mengatakan, lokasi lepas landas (take off) yang berada di wilayah Desa Wayu berada pada ketinggian sekitar 800 meter dari permukaan laut. "Jadi sangat bagus untuk tempat kegiatan olah raga paralayang tingkat nasional dan internasional," katanya.

Semula, katanya, lokasi take off pada ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut. Tapi sayang sekali sudah dijadikan areal kebun kemiri oleh warga.
Makanya, kata Murdjianto, untuk pelaksanaan kegiatan ini terpaksa dipindahkan ke sini, dan menurut tim dari Federasi Aerosport Internasional (FAI) justru lokasi ini yang paling cocok.
Hanya saja dalkam mempersiapkan lokasi tersebut, panitia lokal harus membuka lahan dan jalan baru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar