Selasa, 21 Agustus 2012

DI LEMBAH BADA NAN SUNYI


Selain adat yang mempererat persaudaraan, warga Lembah Bada pun mempunyai tradisi makan bersama dalam menyambut perayaan hari besar keagamaan. Misalnya acara perayaan Natal atau Lebaran, warga bergotong royong mempersiapkan bahan makanan untuk dimasak bersama-sama. Saat hari besar keagamaan tiba, warga yang tidak merayakan akan datang ke warga yang merayakan sambil bersilaturahmi. Saling mengucapkan salam persaudaraan sudah menjadi tradisi warga di Lembah Bada di hari raya itu.

Saat upacara perkawinan, khitanan, akikah dan syukuran pembatisan di gereja, adat makan bersama pun tetap dilakukan. Acara ini menjadi ajang berkumpul dan senantiasa berlangsung dalam suasana akrab penuh rasa persaudaraan. Kebersamaan warga Lembah Bada bukan saja dalam hal urusan hari besar keagamaan. Acara kerja bakti, kedukaan dan rembug desa senantiasa dilakukan dalam forum musyawarah mufakat tanpa batas sekat perbedaan keyakinan.

Warga Lembah Bada telah dibekali ujaran nenek moyang yang terus dilestarikan generasi ke generasi. Warga memegang teguh istilah persaudaraan ( Pohalalu ), kebersamaan ( Kahimbali ) dan damai ( Modame ). Perbedaan sekalipun ada dan wajar terjadi dalam kelompok sosial di mana pun berada termasuk antar warga Lembah Bada sendiri, tidak pernah menjadi masalah berlarut-larut karena selalu diselesaikan dengan penuh persaudaraan. Warga Lembah Bada ingin Modame sepanjang jaman.

http://arumsekartaji.wordpress.com/2011/11/30/di-lembah-bada-nan-sunyi-pesan-modame-terus-dilestarikan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar