Senin, 20 Agustus 2012

Awal Mula Upacara Adat Tumpe


Upacara Adat Tumpe adalah serangkaian kegiatan atau upacara perayaan tradisi adat yang dilakukan secara rutin oleh masyarakat kabupaten Banggai.

Kegiatan upacara adat Tumpe sendiri merupakan sejenis upacara syukuran atas panen telur Maleo yang dilakukan secara turun temurun sejak zaman kerajaan Banggai (Raja Mandapar) yang kegiatannya diawali dengan prosesi upacara ritual sebelum pengantaran telur Maleo ke Banggai.

Awal Mula (sejarah) upacara Tumpe berawal ketika Abu Kasim (anak Raja Banggai) berangkat menuju Pulau Jawa untuk memanggil Adji Soko/adi Cokro (ayahnya). Adi Cokro adalah Raja Banggai pertama untuk kembali mengisi kepemimpinan Kerajaan banggai yang telah lama kosong.

Karena Sang Raja tidak bersedia kembali lagi ke Banggai, Abu Kasim meminta sepasang burung Maleo kepada ayahnya, untuk dibawa pulang ke Banggai, di mana pada saat itu, sang kakak Abu Kasim (Mandapar) telah diangkat menjadi raja Banggai.

Sepasang burung Maleo hasil pemberian ayahnya kepada Abu Kasim dicoba dikembangbiakkan di seluruh wilayah Banggai termasuk pulau Peling. Berbagai usaha dan upaya telah dilakukannya, namun burung tersebut tak kunjung bertelur sehingga Abu Kasim mencoba menitipkan burung Maleonya kepada neneknya di Batui.

Sebelum Abu Kasim pulang ke Banggai, ia berpesan kepada neneknya bahwa jika Maleo bertelur, maka telur pertamanya diantar ke Banggai.

Ketika Burung Maleo bertelur maka dibuat prosesi atau proses penyerahan telur pertama Maleo ini, selanjutnya dilaksanakan secara turun temurun dan menjadi tradisi adat. Disinilah awal mula kegiatan acara Tumpe hingga sekarang masih dilaksanakan masyarakat Banggai. (C)

Sumber cerita : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banggai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar