Jumat, 17 Agustus 2012

SCHISTOSOMIASIS EPIDEMIOLOGY



Schistosomiasis yang sebelumnya hanya ditemukan di Dataran Tinggi Lindu dan Dataran Tinggi Napu, Tetapi dengan adanya survei secara intensif di Dataran Tinggi Bada, maka telah ditemukan fokus baru dan Penderita di daerah tersebut.
Cakupan Pemeriksaan Tinja di Kecamatan Lore Barat yaitu 61,1% dengan Prevalensi 5,9%. Prevalensi Tertinggi ditemukan di Desa Lengkeka yaitu : 9,8%, kemusdian berturut-turut Lelio (8,2%), Tomehipi (6,8%), Tuare (5,8%), Kageora (3,9%) dan Kolori (0,9%).
Hasil Survei Keong menunjukkan adanya 26 Fokus yang tersebar di empat desa dari enam desa yang ada di Kecamatan Lore Barat. Fokus Baru ditemukan di Desa Tuare yaitu sebanyak 1 Fokus, di desaTomehipi sebanyak 4 fokus sehingga total fokus di desa tersebut adalah sebanyak 6 Fokus. Di desa Kageora terdapat 15 fokus lama dan di Lengkeka terdapat 4 fokus lama. Jumlah keseluruhan Keong O.h.Lindoensis yang ditemukan yaitu sebanyak 299 keong dan yang positif serkaria hanya 3 keong atau IR sebesar 1,0%.
Jumlah Tikus yang tertangkap yatu sebanyak 14 ekor tikus dan hasil pembedahan menunjukkan tidak ada yang mengandung cacing S Japonicum. Sedangkan binatang mamalia yang berhasil diambil sampel tinjanya yaitu sebanyak 90 sampel dan berdasarkan hasil pemeriksaan sampel tinja menunjukkan sampel negatif.
Fokus keong yang ditemukan umumnya berupa air pancuran (mata air), sawah dengan tumbuhan paku-pakuan, serasah pohon enau, rumput (Paspalum conjugatum,dll), Eupathorium spp. Selain itu ditemukan Fokus keong berupa kolam ikan terbelangkai dikelilingi oleh pohon enau, ditepinya banyal ditumbuhi rumput (ciperaceae, Paspalum spp), Semak (Euphathorium spp, Ageratum spp) dan perdu-perduan.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa pada umumnya responden belum mengetahui dengan benar apa penyebab schistosomiasis, tetapi meskipun demikian mereka mempunyai sikap yang mendukung terhadap kegiatan schistosomiasis.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perilaku buang air besar di jamban keluarga (p=0,001), Mandi/mencuci di sungai (p=<0,001), mengunakan alat pelindung diri bila ke daerah fokus (p=<0,001) dan mengunakan sumber air minum dari mata air.
Deskripsi Alternatif :

Schistosomiasis yang sebelumnya hanya ditemukan di Dataran Tinggi Lindu dan Dataran Tinggi Napu, Tetapi dengan adanya survei secara intensif di Dataran Tinggi Bada, maka telah ditemukan fokus baru dan Penderita di daerah tersebut.
Cakupan Pemeriksaan Tinja di Kecamatan Lore Barat yaitu 61,1% dengan Prevalensi 5,9%. Prevalensi Tertinggi ditemukan di Desa Lengkeka yaitu : 9,8%, kemusdian berturut-turut Lelio (8,2%), Tomehipi (6,8%), Tuare (5,8%), Kageora (3,9%) dan Kolori (0,9%).
Hasil Survei Keong menunjukkan adanya 26 Fokus yang tersebar di empat desa dari enam desa yang ada di Kecamatan Lore Barat. Fokus Baru ditemukan di Desa Tuare yaitu sebanyak 1 Fokus, di desaTomehipi sebanyak 4 fokus sehingga total fokus di desa tersebut adalah sebanyak 6 Fokus. Di desa Kageora terdapat 15 fokus lama dan di Lengkeka terdapat 4 fokus lama. Jumlah keseluruhan Keong O.h.Lindoensis yang ditemukan yaitu sebanyak 299 keong dan yang positif serkaria hanya 3 keong atau IR sebesar 1,0%.
Jumlah Tikus yang tertangkap yatu sebanyak 14 ekor tikus dan hasil pembedahan menunjukkan tidak ada yang mengandung cacing S Japonicum. Sedangkan binatang mamalia yang berhasil diambil sampel tinjanya yaitu sebanyak 90 sampel dan berdasarkan hasil pemeriksaan sampel tinja menunjukkan sampel negatif.
Fokus keong yang ditemukan umumnya berupa air pancuran (mata air), sawah dengan tumbuhan paku-pakuan, serasah pohon enau, rumput (Paspalum conjugatum,dll), Eupathorium spp. Selain itu ditemukan Fokus keong berupa kolam ikan terbelangkai dikelilingi oleh pohon enau, ditepinya banyal ditumbuhi rumput (ciperaceae, Paspalum spp), Semak (Euphathorium spp, Ageratum spp) dan perdu-perduan.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa pada umumnya responden belum mengetahui dengan benar apa penyebab schistosomiasis, tetapi meskipun demikian mereka mempunyai sikap yang mendukung terhadap kegiatan schistosomiasis.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perilaku buang air besar di jamban keluarga (p=0,001), Mandi/mencuci di sungai (p=<0,001), mengunakan alat pelindung diri bila ke daerah fokus (p=<0,001) dan mengunakan sumber air minum dari mata air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar