Minggu, 19 Agustus 2012

Operasi SAR Tinombala


Pesawat Twin Otter Merpati bernomor registrasi PK-NUP, 29 Maret 1977 membawa 18 orang penumpang dewasa dan 2 anak-anak bertolak dari landasan mutiara Palu pukul 11.56 menuju Toli-Toli. Pesawat tersebut mengalami kecelakaan di daerah Palu, Toli-Toli. Pernyataan kecelakaan disampaikan pada pukul 18.00, setelah diperkirakan bahan bakar habis.

Untuk mencari pesawat yang dinyatakan hilang Badan SAR Nasional (Basarnas) memerintahkan Komando Koordinasi Rescue (KKR), Ujungpandang (Makassar) segera memerintahkan semua pesawat yang melewati route tersebut untuk melakukan pencarian. Kepala-kepala daerah dan instansi-instansi militer diberitahu tentang hilangnya pesawat Twin Otter PK-NUP pada hari itu juga MNA menado mengambil inisiatif untuk melakukan pencarian yang dikirim langsung ke lapangan udara mutiara Palu untuk bergabung dalam team SAR. Di samping itu pencarian didaraat yang dilakukan oleh aparat Pemerintah Daerah (Pemda) dan rakyat maupun di Laut oleh unsur-unsur kapal nelayan, sedangkan di udara dilakukan pesawat Bouraq, Pelita Air Service, LAT dan pesawat misi.

Untuk menunjang operasi pencarian dikerahkan 40 orang pasukan Para Rescue dari Komando Pasukan Gerak Cepat Angkatan Udara (Kopatdara) dan Perlindungan Udara (Linud), 18 penerbang, 17 ahli tehnik pesawat, 14 dokter dan para pesawat, pasukan-pasukan sukarela dari AD, Polri, Hansip serta ribuan rakya, diantaranya 300 orang dari Kecamatan Tomini dan Tundulako. Dalam usaha pencarian terlibat 9 pesawat yaitu 1 Twin Otter dari Merpati, 1 pesawatFokker 27 TNI AU, 1 pesawat C-130B Hercules TNI AU, 1 pesawat SC-7 Skyuan PK-PSG dari Pelita, 1 pesawat Haeli Allouette III dariIAT, 2 Heli BO-105 PK-PEG danPK-PEE dari Pelita, 1 HeliHU-500 dari Pelita dan 1Puma SA 330 dari Pelita. Bahan bakar yang dipergunakan pada pencarian itu mencapai 500 drum Avtur.

Tidak kurang dari 3 jam sehari pencarian dari udara dilakukan, tetapi sampai hari ke sembilan upaya menemukan lokasi jatuhnya pesawat belum mendapatkan hasil. Secercah harapan didapat ketika team SAR menerima berita bahwa 2 orang penumpang bersama Co-pilot selamat sampai di desa Ongka Malino. Berdasarkan keterangan mereka dibawah pimpinan Letnan Matus dilakukan pencarian melalui udara disekitar gunung Basagon (antara Ongka dan Toli-Toli). Juga dilakukan droping pasukan SAR di kaki gunung Tinombala. Meskipun demikian, usaha team SAR belum membuahkan hasil, terutama bagi team SAR darat karena keadaan medan yang berat. Setelah meneliti keadaan medan yang lebih baik disekitar desa Buatan Pos Komando dialihkan dari Ongka Malino ke desa tersebut. 33 orang pasukan Para Rescue yang terdiri dari Pasgat dan Linud, yang didatangkan dari ujung Pandang, didrop dalam 2 gelombang. Namun tebing-tebing terjal dan Lumpur yang dalam merupakan hambatan sehingga mereka ditarik kembali.

Pada hari ke 10 posisi pesawat ditemukan helikopter PK PEM pada ketinggan 6200 kaki. Lokasi pesawat 04 38 N/120 48’E berada ± 50 km dari gunung Tinombala. Dengan segera dilakukan dropping makanan dan obat-obatan, dilanjutkan menerjunkan pasukan para rescue. Pesawat ditemukan dalam kondisi pecah menjadi 3 bagian, berada pada celah gunung yang tertutup pepohonan.

Operasi Penyelamatan

2 Pasukan para Rescue, Kopral Satu (Koptu) Dominicus dan Kopda Sunardi dengan membawa pelaratan, obat-obatan dan makanan diterjunkan dari helicopter Allonette di lokasi reruntuhan. Kondisi udara yang cerah membantu keduanya meluncur dengan tali ke puncak pohon tertinggi. Dari pohon tertinggi mereka mencapai pepohonan yang lebih rendah dan akhirnya meluncur dengan tali, mencapai tanah kemudian dibantu dengan anggota rescue lainnya memberi pertolongan kepada para korban yang masih hidup. Guna mengangkut para korban, mereka membuat landasan darurat bagi pesawat helikopter dengan menebang pohon seluas ± 20 meter. Dari batang-batang pohon dibuat landasan kayu yang diikutkan berlapis satu sama lain mirip sebuah rakit, sehingga pesawat heli BO-105 yang diterbangkan o\Toni berhasil mengungsikan para korban ke Rumah Sakit Umum Undata di Palu.

Sementara itu 33 orang pasukan SAR darat dibawah pimpinan Mayor Penerbang Mulyono yang berada di daerah reruntuhan pesawat diperintahkan mencari 10 orang penumpang PK-NUP yang meningggalkan pesawat. Mareka menyapu daerah tersebut secara menyilang sehingga satu demi satu berhasil ditemukan tetapi sudah menjadi mayat. Pepohonan yang tinggi serta semak-semak belukar yang rapat merupakan penghalang yang berat. Guna mengatasi kesulitan dilakukan penebangan pohon, sehingga bantuan heli dapat dilaksanakan. 4Hari berturut-turut 9-10 jenazah berhasil diketemukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar