Rabu, 15 Agustus 2012

MENDAKI GUNUNG KATOPASA


Gunung katopasa merupakan jalur pegunungan (verbek) dengan memiliki puncak yang tertinggi di antara puncak-puncak di sekitarnya, berada di wilayah kabupaten Tojo Una-Una Sulawesi Tengah, dengan jarak sekitar 350 km dari Kota Palu. Di kelilingi oleh beberapa desa, sungai dan pegunungan yaitu utara berbatasan dengan desa Podi, selatan dengan desa Mire, timur dengan sungai Ulu Bongka dan bagian barat dengan Cagar alam Morowali dan hanya berjarak sekitar 30 km dari Cagar Alam Tanjung Api Ampana.

Puncak gunung katopasa berada pada ketinggian 2865 mdpl (meter dari permukaan laut) yang merupakan puncak tertinggi di sulawesi tengah, dengan medan bervariasi (dari dataran sampai scrambling) dan flora fauna yang beraneka ragam. Hal ini di pengaruhi oleh kontur-kontur yang sangat rapat, tekstur tanah dan termasuk hutan hujan tropis sehingga sangat memungkinkan tumbuh-tumbuhan dan hewan untuk hidup dan berkembang biak serta merupakan surga dan tempat favorit bagi para penggiat alam bebas (pendaki gunung) di Indonesia karena jalur pendakiannya yang eksotik dan ekstrim tersebut.

Penduduk yang berada di sekitar pegunungan katopasa sampai saat ini masih sangat tergantung pada hutan yang merupakan kekayaan alam yang wajib di jaga dan lestarikan, dengan beberapa jenis flora dan fauna yang masih sering di temukan, antara lain :
Flora : Rotan, pohon Damar, pohon Gaharu, dan pohon-pohon jenis lainnya.
Fauna : Kijang, babi, sampai jenis hewan endemik dan di lindungi yaitu Anoa.

dan semua kekayaan alam tersebut, di kelola dengan cara yang masih sangat tradisional, penduduk menggunakan dan memanfaatkan hasil hutan secukupnya dengan berbasis pada kearifan budaya local dan system hutan kerakyatan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, penduduk lokal masih mengandalkan kebun dan ladang (jagung, palawija, sayur mayur, ubi, karet dan jati super) serta mengambil beberapa tumbuhan di sekitar hutan untuk keperluan obat-obatan tradisional dan keperluan lainnya (perumahan, bahan makanan, getah damar dan lain-lain).

Untuk melakukan aktivitas pendakian ke puncak katopasa, para penggiat alam bebas (pendaki gunung) dapat memulai titik star melalui desa Mire, yang merupakan satu-satunya gerbang pendakian semenjak di rintis (buka jalur) dalam team ekspedisi mahasiswa Pecinta Alam Lalimpala FKIP univ. Tadulako, Palu Sulawesi Tengah pada tahun 1996. Dan pendakian membutuhkan waktu antara 4 – 6 hari, dengan jalur bervariasi serta mata air pegunungan yang slalu ada di saat haus dan lapar, Dengan panorama alam yang sangat indah, aneka flora fauna pegunungan sehingga sangat menarik bagi penelitian dan fotografer lingkungan, dan Gunung Katopasa sangat cocok menjadi salah satu pilihan bagi penggiat alam bebas dan tujuan wisata (eko wisata) di negeri ini.

Sulawesi.
Jalur pendakian Katopasa di mulai dari desa mire kecamatan Ulubongka kabupaten Tojo Una-una dengan koordinat 121° 27’ 10” BT dan 01° 07’ 20” jalur pendakian ini di rintis oleh MAPALA LALIMPALA FKIP UNTAD pada tahun 1996.
Desa mire merupakan titik start menuju puncak Katopasa, dengan jumlah penduduk hingga Februari 2010 mencapai 214 kk yang merupakan mayoritas suku Taa dan seluruh penduduknya memeluk agama Islam.
90% penduduk desa mire bertani, namun terkadang ada beberapa yang menjerat anoa, mengambil dammar serta rotan.
Memiliki luas wilayah 19.614 Ha, dan difasilitasi sebuah mesjid, sebuah sekolah dasar, sebuah polindes, dan aliran listrik yang bergiliran, hanya pukup 6 sore sampai 12 malam.
Jarak dari kota ampana ± 54 km dan berada pada ketinggian 400 meter dari permukaan laut.
Desa ini disebelah utara berbatasan dengan Watusongu, sebelah selatan berbatasan dengan katopasa, sebelah timur berbatasan dengan desa bone bae 1 (yapi), dan sebelah barat berbatasan dengan wilayah kecamatan Tojo timur yakni desa Podi.

Dipos Oleh Angelina Turang

TITIK KOORDINAT DAN KONDISI MEDIA

JALUR PENDAKIAN KATOPASAPos Titik Koordinat Kondisi Medan Flora & Fauna



I




01° 08´ 53´´ LS

121° 26´ 48´´ BT

720 mdpl - melewati ilalang dan perkebunan penduduk


- ada aliran air sungai yang kecil

- pos ini dapat menampung 7-8 tenda

- untuk menuju pos ini memakan waktu ± 1,5 jam Pepohonan besar, agas, ilalang, pohon enau, serta aneka macam tanaman perkebunan penduduk.



II




01° 09´ 27´´ LS

121° 26´ 47´´ BT

810 mdpl - ada air pancuran kecil


- melewati tanjakan yang cukup panjang

- dapat menampung 5-6 tenda

- untuk menuju pos ini dibutuhkan waktu ± 10 menit

- ada pondok penduduk yang mengambil rotan Terdapat ilalang, bambu, dan pohon mangga.



III




01° 10´ 10´´ LS

121° 26´ 48´´ BT

1320 mdpl - dibutuhkan waktu ± 2 jam


- melewati beberapa tanjakan

- ada bivak penduduk yang mengambil rotan

- dapat menampung 5 – 6 tenda Banyak rotan, lintah, bambu, serta pepohonan tinggi.



IV




01° 10´ 41´´ LS

121° 26´ 22´´ BT

1420 mdpl - ada pondok yang sudah lapuk


- dapat menampung 9-10 tenda

- terdapat air sungai yang mengalir jernih

- udara terasa dingin dan pepohonan mulai diselimuti lumut

- dibutuhkan waktu ± 1 jam untuk mencapai pos ini Banyak lintah, lumut dan rotan



V




01° 11´ 28´´ LS

121° 26´ 08´´ BT

1620 mdpl - dapat menampung 1 tenda saja


- dibutuhkan waktu ± 2 jam untuk mencapai pos ini

- pos ini sangat jauh dari aliran sungai

- banyak pepohonan tumbang dan medan yang agak landai Terdapat pohon pinang, pepohonan tinggi beserta lumut, kutu babi, lintah, serta agas.
VI


01° 11´ 42´´ LS


121° 26´ 07´´ BT

1700 mdpl

- tidak jauh dari aliran sungai yang jernih


- dapat menampung 5-6 buah tenda

- dibutuhkan waktu ± 20 menit untuk mencapai pos ini Anggrek, lintah, kutu babi, agas, damar, rotan, serta pepohonan yang diselimuti lumut



VII


01° 12´ 0´´ LS


121° 26´ 07´´ BT

2180l - Melewati tanjakan yang terjal dan diselimuti lumut serta udara yang sangat dingin


- hanya dapat menampung 1 tenda saja/tak ada air

- dibutuhkan waktu ± 2 jam untuk mencapai pos ini Pohon pandan hutan, lintah, lumut, serta kantung semar



VIII




01° 12´ 15´´ LS

121° 26´ 09´´ BT

2600 mdpl - Melewati tanjakan yang diselimuti lumut dan pepohonan tumbang


- terdapat air sungai yang mengalir jernih

- dapat menampung 4-5 tenda

- dibutuhkan waktu ± 2 jam untuk mencapai pos ini Terdapat anoa dan beberapa jenis burung



IX




01° 12´ 47´´ LS

121° 26´ 01´´ BT

2740 mdpl - Puncak lalimpala ini dapat menampung


8-9 tenda

- tidak terdapat pos air

- ditumbuhi pepohonan kecil dan melewati istana lumut

- dibutuhkan waktu ± setengah jam untuk menuju pos ini Beragam jenis Burung serta anoa



X




01° 13´ 27´´ LS

121° 26´ 02´´BT

2740 mdpl - puncak tjatjo taha ini dapat menampung 6-7 tenda


- tidak terdapat air

- melewati istana lumut dan udara yang sangat dingin

- dibutuhkan waktu ± 1,5 jam untuk mencapai pos ini Anoa dan kantung semar



XI




01° 14´ 00´´ LS

121° 25´ 57´´ BT

2700 mdpl - dapat menampung 2-3 tenda


- tidak terdapat air

- masih melewati istana lumut yang sangat dingin

- dibutuhkan waktu ± 1,5 jam untuk mencapai pos ini Anoa dan kantung semar



XII




01° 14´ 25´´ LS

121° 25´ 33´´ BT

3000 mdpl - tidak terdapat air


- dapat menampung 7- 8 tenda

- melalui medan yang masih berlumut berbahaya dan berbatu

- dibutuhkan waktu ± 1,5 jam untuk mencapai puncak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar