Selasa, 25 September 2012

SUKU LAUJE : Bercocok Tanam Sambil Menyanyikan Pujian

SUKU-SUKU asli di Indonesia mempunyai beragam tradisi bercocok tanam sampai memanen hasil buminya. Ada yang diiringi nyanyian dan musik tradisional. Ada pula yang didahului dengan ritual adat khusus.Suku Lauje, suku asli  di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mempunyai tradisi memulai musim bercocok tanam hingga memanen hasil buminya dengan ritual adat yang unik dan menarik. Saat menanam, biasanya menanam benih padi ladang, mereka melakukannya secara berkelompok dengan diiringi nyanyian.

Sebelumnya didahului dengan menanam tanaman penanda lahan yang akan di tanami. Tanaman yang dipakai biasanya pohon jarak atau mereka menyebutnya balacai.

Tradisi itu dinamai mangetek. Para tetua kampong terlebih dahulu menanam balacai sebagai patokan  para anggota suku untuk menanam. Lalu para lelaki dengan menggunakan tugal menggali tanah untuk menanam benih padi ladang. Itu dilakukan sambil menyanyi dengan riang. Isinya berupa pujian kepada Tuhan dan ucapan syukur bahwa tanah mereka subur. Lalu, para perempuan kemudian menebar benih di belakang para lelaki itu.

Tradisi Suku Lauje ini sudah hidup sejak ratusan tahun lalu. Salah satu suku asli di Sulawesi Tengah ini dulunya begitu tertutup. Namun, kini mereka sudah mulai membuka diri dan bergaul dengan kelompok masyarakat lainnya.

Nah, kembali ke cara bercocok tanam tadi. Keunikan tradisinya tidak berhenti sampai di situ saja. Pada saat hendak memanen , lalu menumbuk padi  hasil panen mereka  ada lagi upacara yang mereka namakan Mengalu. Yaitu menumbuk padi hingga menjadi beras di dalam lesung  kayu. Menumbuknya harus berirama. Seringkali juga ditingkahi dengan sorak-sorai.

Meski lubang lesungnya kecil  tapi alunya tidak bertumbukkan satu sama lain. Menarik bukan?!

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sulawesi Tengah, Mohammad Rahmatu,  tradisi ini terwariskan secara turun-temurun melalui penuturan lisan dan laku.

“Suku Lauje kaya dengan tradisi yang menarik. Coba kita lihat tradisi mangetek dan mengalu yang mereka lakukan, sungguh luar biasa. Puji-pujian yang mereka panjatkan ketika bercocok tanam bisa jadi tidak lagi dilakukan oleh masyarakat kebanyakan, tapi Suku Lauje masih melestarikanny,” jelas Mohammad.

Suku Lauje di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah merupakan salah satu anak suku Kaili, suku terbesar di daerah ini. Mereka bermukim di lereng-lereng dan lembah di pedalaman, di daerah lumbung padi ini. Anggota komunitas mereka sekitar 1.000 jiwa lebih. Ada yang masih terus bertahan di pedalaman. Ada pula yang sudah membaur dengan masyarakat setempat. Mereka mempunyai banyak tradisi unik dalam bercocok tanam yang hingga kini masih mereka lestarikan.**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar