Selasa, 18 September 2012

MASJID JAMI TOLI-TOLI


A. Selayang Pandang

Masjid Jami’ Toli-Toli adalah salah satu masjid bersejarah di Kabupaten Toli-Toli, Provinsi Sulawesi Tengah. Sejarah masjid ini berawal dari pembangunan sebuah surau atau mushola yang terbuat dari papan kayu di sekitar Pantai Susumbolan pada 1929. Pada masa lalu, kawasan sekitar Pantai Susumbolan yang berada di wilayah Kota Toli-Toli ini dikenal sebagai kawasan terpadu karena di dalamnya terdapat pasar, terminal, tempat pelelangan ikan, panggung hiburan, dan kawasan kuliner. Selain itu, kawasan ini pada masa lalu juga mencakup empat kelurahan yang disebut Kampung Baru.

Pada 1939, mushala tersebut kemudian diubah menjadi sebuah masjid yang diprakarsai dan biayai oleh seorang saudagar kopra dari Toli-Toli bernama Lahuseng. Bahan bangunan masjid ini sebagian dibeli oleh Lahuseng ketika menjual kopra di Singapura. Masjid seluas 143 m² ini berlantai marmer dan memiliki sebuah kubah besar di bagian atapnya. Selain itu, bangunan masjid ini juga dilengkapi dengan sebuah menara yang terbuat dari kayu. Pada zaman dahulu, menara kayu tersebut berfungsi sebagai tempat muadzin atau bilal mengumandangkan adzan karena belum ada listrik. Muadzin naik ke atas menara dan mengumandangkan adzan dengan menggunakan corong yang terbuat dari seng. Ketika pembangunan masjid ini selesai, Lahuseng diangkat sebagai imam pertama pada 1939 hingga 1957.

Para tokoh agama dan masyarakat setempat membentuk Yayasan Masjid Jami’ Toli-Toli pada 1986. Pembentukan yayasan tersebut dimaksudkan agar masjid kebanggaan masyarakat Kota Toli-Toli ini tetap terawat dengan baik. Sejak 1987, seluruh bangunan masjid mulai dipugar secara total dengan desain yang lebih modern. Pemugaran dilakukan dengan menambah luas bangunan masjid menjadi 1.575 m² dan dibuat dua tingkat. Kubah masjid juga ditambah sehingga berjumlah lima buah. Sementara itu, lantai marmer yang merupakan sumbangan Lahuseng dijadikan lahan parkir.

Sejak didirikan, Masjid Jami’ Toli-Toli telah beberapa kali mengalami perubahan nama. Ketika pertama kali dibangun, masjid ini diberi nama Masjid Kampung Baru, kemudian berubah menjadi Masjid Taqwa. Tidak berapa lama kemudian, nama tersebut kemudian berubah lagi menjadi Masjid Raya. Namun, dengan adanya aturan bahwa penggunaan nama “Masjid Raya” hanya untuk nama masjid di tingkat kabupaten, maka nama masjid ini kemudian diganti menjadi Masjid Jami’.

B.      Keistimewaan

Masjid Jami’ Toli-Toli merupakan salah satu masjid bersejarah yang ada di Kota Toli-Toli. Tidak mengherankan jika masjid yang berada di kompleks perkampungan keturunan Tionghoa ini selalu dipadati jamaah. Bagi sebagian jamaah, khususnya yang tinggal di kawasan tersebut, beribadah di masjid ini merupakan suatu kenikmatan tersendiri karena adanya nilai-nilai sejarah yang terkandung di dalamnya. Namun sayangnya, jejak peninggalan sejarah masa lalu tersebut tidak banyak yang bisa kita jumpai, kecuali sebuah sumur kecil yang terletak di samping masjid.

Menurut cerita takmir Masjid Jami’ Toli-Toli, ketika Toli-Toli dilanda musim kemarau pada 1982, air sumur ini justru meluap sehingga banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar yang sedang kekurangan air. Oleh karena dianggap memiliki nilai sejarah, sumur ini tetap dilestarikan hingga sekarang. Bahkan, ada yang mempercayai bahwa air sumur tersebut dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit.

Keunikan lainnya adalah Masjid Jami’ Toli-Toli telah dipimpin sekitar 12 imam sejak didirikan pada 1929. Dari 12 imam tersebut, salah seorang di antaranya pernah menjabat selama 18 tahun, yaitu terhitung dari tahun 1988 hingga 2006. Ia adalah almarhum H. Firdaus M. Husen yang wafat pada bulan Ramadhan 1927 H atau 2006 M. Uniknya lagi, untuk memilih imam di masjid ini bukan dari masyarakat sekitar, tetapi harus ditunjuk langsung oleh Kadi dari pegawai Depertemen Agama setempat.

C.      Lokasi

Masjid Jami’ Toli-Toli terletak di daerah Malosong, sebuah kompleks perkampungan keturunan Tionghoa, tepatnya di Jalan Mohammad Hatta, Kelurahan Baru, Kecamatan Baolan, Kota Toli-Toli, Provinsi Sulawesi Tengah.

D.     Akses

Kota Toli-Toli berjarak sekitar 439 kilometer dari Kota Palu. Jika berangkat dari Kota Palu, Anda dapat menggunakan pesawat Cessna (19 penumpang) dari Bandara Mutiara Palu ke Bandara Lalos di Toli-Toli dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 25 menit. Kota Toli-Toli dapat ditempuh sekitar 20 menit dari Bandara Lalos. Dari kota ini, Anda dapat menggunakan angkutan umum untuk menuju ke Masjid Jami’ Toli-Toli.

Jika melalui jalur laut, Anda dapat menggunakan kapal Pelni atau kapal swasta dari Dermaga Palu menuju ke Pelabuhan Wani di Toli-Toli dengan waktu tempuh sekitar 9 jam. Dari Pelabuhan Wani, Anda dapat menggunakan angkutan umum menuju ke Kota Toli-Toli yang berjarak sekitar 3 kilometer. Dari kota ini, Anda dapat menggunakan angkutan umum untuk menuju ke Masjid Jami’ Toli-Toli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar