Rabu, 15 Agustus 2012
Danau Tiu
Danau Tiu adalah salah satu danau eksotik yang namanya belum begitu dikenal namun memiliki potensi wisata yang benar-benar menarik. Danau Tiu terletak di Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Danau ini memiliki panorama alam yang sangat indah dengan luas perairan sekitar 525 hektar. Sejauh mata memandang, Anda akan menemukan permukaan danau yang sangat tenang, jernih, lengkap dengan jajaran pepohonan dan perbukitan di sekitarnya. Sangat asri dan sejuk.
Legenda danau ini pun menarik. Konon, lokasi Danau Tiu saat ini pada mulanya adalah sebuah desa. Desa tersebut dilanda banjir akibat penduduknya menertawakan seekor kambing karena tanduk kambing tersebut tidak sengaja tersangkut boru (semacam tudung yang terbuat dari anyaman).
Alkisah, pada suatu hari di musim panas, penduduk desa hanya duduk bermalas-malasan. Saat itu, seekor kambing yang tidak tahan udara panas berteduh di bawah boru yang sedang dijemur di bawah sinar matahari. Boru merupakan bentuk kerajinan penduduk yang terbuat dari anyaman daun yang mirip daun pandan dan berfungsi sebagai penutup kepala.
Tanpa disengaja, boru tersebut terkait di tanduk kambing sehingga kambing tersebut terlihat seperti menggunakan payung. Kejadian tersebut disaksikan dua orang perempuan yang duduk di depan pintu rumah. Melihat hal unik tersebut, mereka tertawa terpingkal-pingkal.
Beberapa saat setelah kejadian tersebut, hujan deras turun dan menenggelamkan desa.
Air yang menggenangi desa tersebut tak pernah surut dan membentuk sebuah danau. Banyaknya tumbuhan Tiu (jenis tumbuhan yang menjadi bahan baku tikar) yang hidup di pinggir danau membuat danau tersebut akhirnya dinamai Danau Tiu.
Karena kekayaan alamnya, danau ini pun menjadi salah satu sumber ekonomi bagi masyarakat. Mereka menggantungkan hidup dari hasil perikanan di danau tersebut seperti ikan mujair, gabus, lele, ikan mas, serta beberapa jenis ikan yang biasa disebut masyarakat setempat sebagai ikan Mekupi danikan Janggo Jumbo.
Profesi sebagai nelayan air tawar pun melekat pada penduduk Desa Tiu. Selain masyarakat Desa Tiu, warga desa di sekitarnya seperti Desa Maralee, Togo dan Tontomea juga menikmati hasil perikanan danau ini. Mereka menangkap ikan dengan menggunakan alat tangkap pancing dan jaring lempar.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, habitat Danau Tiu terancam akibat penebangan hutan di sekitar danau untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit. Bahkan, penanaman bibit sawit telah dilakukan dengan jarak hanya kurang lebih seratus meter dari bibir danau.
Jika ingin mengembangkan Danau Tiu sebagai kawasan wisata sekaligus melindungi para nelayan air tawar, pemerintah tentu harus ambil sikap tegas. Pasalnya, Danau Tiu benar-benar merupakan sebuah danau indah penuh pesona yang menyimpan potensi pariwasata yang sangat besar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar