(Berita Daerah-Sulawesi) Bertamasya tak melulu harus mengunjungi objek wisata yang berada di daerah. Mampir ke sebuah tempat, yang bukan merupakan kawasan wisata, merupakan salah satu kegiatan yang tak mudah untuk dilupa.
Tempat yang bisa anda kunjungi salah satunya adalah Desa Meko, yang berada di Pamona Barat. Sulawesi Tengah. Desa yang terletak di pinggiran Danau Poso ini begitu tenang dan indah.
Hamparan padi menguning, dijamin bisa mengawali indahnya hari yang akan anda jalankan. Areal persawahan begitu mudah ditemui di desa ini. Maklumlah, 90% penduduk di desa Meko memang berprofesi sebagai petani.
Foto: Berita Daerah-Wagner
Tanahnya yang gembur membuat padi-padi bertumbuh subur. Tak hanya lahan pertanian, letaknya yang ada di tepi danau Poso, menjadikan berbagai budidaya ikan, seperti mujair hingga lele tumbuh pesat di sana. Bebatuan cantik menjadi bonus yang bisa dijumpai di sana.
Tak hanya itu, indahnya bunga teratai juga membuatnya betah tumbuh di perairan desa Meko. Sungguh pemandangan langka, yang jarang terdapat di tempat lain.
Desa Meko bisa dijumpai lewat perjalanan darat sekitar 30 km dari kota Tentena. Berminat mengunjunginya?
(Arnelia Triwardini/DN/bd)
Sabtu, 15 Desember 2012
Ah, Damainya Desa Tonusu
(Berita Daerah-Sulawesi) Tenang, damai dan tentram, adalah sekilas perasaan yang didapat ketika berada di sebuah desa. Pamona Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Desa yang tenang dan tenteram ini di huni oleh sekitar 1600 penduduk yang sembilan puluh lima persennya berprofesi sebagai petani.
Kesan pertama yang diperoleh dari desa ini adalah ketenangan dan keindahannya.Sebagai orang yang biasa tinggal di kota besar yang padat, saya langsung merasakan ketenangan dan rasa damai yang jarang didapatkan. Belum lagi udaranya yang bersih serta penduduknya yang ramah.. Penduduk Tonusu ini termasuk dalam suku Pamona yang tersebar hampir diseluruh kabupaten Poso. Selain Bahasa Indonesia, mereka menggunakan bahasa Pamona (Bare’e) sebagai bahasa daerah mereka.
Desa ini juga dilalui oleh Danau Poso yang indah dimana air di tepi danau ini terlihat jernih berwarna kehijau-hijauan dan ditengah danau berwarna biru sesuai dengan dalamnya danau ini.
Sangat indah melihat sawah dengan padi-padinya yang menguning ditepi danau Poso yang biru. Danau ini menjadi salah satu obyek wisata di Sulawesi Tengah. Bahkan tiap tahunnya diadakan Festival Danau Poso yang diselenggarakan antara bulan Agustus sampai bulan September.
Udara di Desa Tonusu ini sangat sejuk di saat sore, malam dan pagi hari. Cukup terik di siang hari. Kondisi inilah yang membuat tanaman coklat dan cengkeh tumbuh subur. Rata-rata tiap keluarga memiliki kebun yang lokasinya sekitar beberapa meter dari rumah mereka.
Kebun itulah yang ditanam degan tanaman pangan seperti coklat dan cengkeh. Bila musim cengkeh tiba, aromanya yang harum dapat tercium sampai kejalan.
Tiap pagi terlihat para penduduk desa ini membersihkan pekarangan mereka yang ditanami bunga-bunga yang indah. Beberapa penduduk juga membeli ikan dari pedagang keliling yang menjajakan jualannya dengan sepeda motor.
Memang indah dan asri. Merupakan moment indah tak terlupakan ketika berjalan-jalan di pagi yang sejuk
Mendengarkan kicauan burung yang merdu serta mendapatkan senyuman ramah dari penduduk desa ini yang menawarkan untuk mampir sebentar ke beranda mereka sekedar bertegur sapa dan berkenalan.
Demikian rasa hangat kekeluargaan yang masih dapat dinikmati di desa Tonusu, Sulawesi Tengah.
Dabu-Dabu Peling, Sulawesi Tengah
(Berita Daerah - Sulawesi) Berbicara sambal pastilah kita membayangkan nikmatnya makanan bila disertai dengan sambal dan sangat menjadi kesukaan. Bahkan bila tidak makan dengan sambal, rasanya kurang lengkap. Sambal menjadi salah satu bagian saat kita hendak menyantap makanan, seperti pada saat kita makan nasi dengan ikan bakar atau ayam goreng dengan pelengkapnya ialah lalapan.
Sulawesi Tengah tepatnya di Desa Sosom, Pulau Peling, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah disinilah saya merasakan betapa nikmatnya dabu - dabu asal pulau peling ini.
Dabu - dabu merupakan suatu menu yang favorit yang harus ada jika masyarakat Pulau Peling bahkan Pulau Sulawesi hendak makan dan ini menjadi khas Pulau Sulawesi, berupa sambal mentah yang terdiri dari irisan cabai rawit, tomat muda, bawang merah, lalu diberi air jeruk nipis dan garam, biasanya ada beberapa yang menambahkan dengan minyak kelapa agar menciptakan rasa dan aroma tersendiri.
Sambal ini bagi saya adalah welcome food. Sehingga tidak hanya mata, kepala dan kamera, sekarang lidah saya juga menjadi saksi bahwa saya sedang berada disini. Asam, pedas menyegarkan, maknyus rasanya. Setelah mengunyah sambal ini selanjutnya menghadirkan memori tersendiri bagi saya tentang pulau ini, saya pernah mencoba membuatnya, tapi rasanya tidak selezat disantap di daerah asalnya. Jadi tidak sabar mau kembali kesana untuk merasakan nikmatnya dabu - dabu Pulau Peling, Sulawesi Tengah.
Berwisata Ke Bambahano Singgah Di Danau Dampelas
(Berita daerah-Sulawesi) Aktivitas masyarakat di Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, hari ketiga pascalebaran Idul Fitri 1431 Hijriah, Minggu pagi, sudah berdenyut lagi setelah dua hari sebelumnya sibuk bersilaturahmi.
Ada yang masih melanjutkan kunjungan silaturahmi dalam momen lebaran Idul Fitri, ada pula yang sibuk mempersiapkan diri bertamasya bersama keluarga, teman, dan kekasih.
Hari itu muda-mudi, tidak sedikit pula yang sudah berkeluarga dan anak-anak tumpah-ruah di pusat-pusat wisata. Mereka melepas lelah setelah sebulan lamanya berpuasa.
Di Kecamatan Dampelas banyak pilihan tempat bertamasya. Ada Danau Dampelas dan Bayabi di Desa Talaga, Pantai Majang di Desa Rerang, Ogo Dampelas, tanjung Dampelas dan Bambahano di Desa Sabang. Masing-masing lokasi wisata itu menawarkan pesona alam yang berbeda satu sama lainnya.
Batu cadas yang di atasnya ditumbuhi pepohonan keras, pasir putih mengkilap, ombak bergulung, tiupan angin, artefak tapak kaki, karang bawah laut, pohon rindang nan tawaran kuliner tradisional dapat dijumpai di Bambahano, 150 kilometer arah pantai barat Kota Palu.
"Di sini cocok olahraga air seperti ski terutama saat teduh. Bagus juga untuk bola pantai karena pasirnya halus dan bersih," kata Kiki, warga setempat.
Bambahano adalah dua suku kata dari bahasa Dampelas. "Bamba" artinya muara. "Hano" artinya danau. Bambahano berarti muara danau.
Saat air laut surut, air danau Dampelas ikut mengalir ke laut. Itulah sebabnya masyarakat Sabang menyebutnya sebagai muara danau. Jarak pantai dan danau kurang dari satu kilometer diantarai hutan dan semak belukar.
Dalam hutan itu terdapat ekosistem flora dan fauna seperti burung belibis dan tanaman pemakan serangga sehingga dapat dijadikan ekowisata untuk kepentingan penelitian. Keunikan itulah salah satu alasan orang berkunjung ke Bambahano. Selain menyebur ke laut, juga bisa membilas badan dengan air danau. Jika air pasang, rasa air di sana payau.
Lokasi wisata ini bentuknya seperti tanjung. Posisinya di tepi pantai. Sekitar 40 meter dari darat, terdapat dua gumpalan batu besar menyerupai pulau kecil. Di atasnya ditumbuhi pepohonan keras tahan air asin. Menyeberang ke batu itu bisa dengan berjalan kaki jika air dalam posisi surut. Banyak pengunjung berpose dengan latar tebing batu cadas.
"Kalau air pasang, kelihatan dua batu itu seperti pulau kecil tidak berpenghuni," kata Kiki.
Menurut Kiki, karang bawah laut di sekitarnya sebagian masih terawat. Sejak akhir tahun 1980-an, pemerintah desa di Sabang sudah melarang mengambil batu karang di sekitarnya. Meski masih ada aktivitas pengambilan karang untuk material pembangunan rumah tapi jauh dari lokasi itu.
Wisata Bambahano itu pertama kali dibuka oleh Pengurus Karang Taruna Desa Sabang sekitar tujuh tahun lalu. Sekelompok generasi muda yang tergabung dalam Karang Taruna membuka semak-semak di sana. Pohon-pohon kecil mereka tebang. Pohon besar nan rindang disisakan untuk tempak berteduh.
"Jadilah dia seperti sekarang ramai dikunjungi orang terutama musim lebaran," kata Kiki.
"Beberapa tahun lalu saya lihat ada orang bule datang ke sini untuk sebuah penelitian," katanya.
Dua tahun setelah dibukanya lokasi itu, pemerintah Kabupaten Donggala, di bawah kepemimpinan Bupati Adam Ardjad Lamarauna mengaspal jalan menuju lokasi itu. Jaraknya sekitar 1,5 kilometer dari jalan trans Sulawesi. Kini Kendaraan roda dua dan empat bisa didaratkan langsung ke bibir pantai Bambahano.
Jarak tempuh dari Kota Palu ke Bambahano kurang lebih 150 kilometer arah pantai barat. Biasanya ditempuh tiga jam paling lama dengan kecepatan rata-rata 50 kilometer per jam.
Belakangan ini jalan di jalur pantai barat Donggala tembus ke Kabupaten Tolitoli sudah mulus. Lebar jalannya rata-rata enam meter. Dinas Pekerjaan Umum Provinsi memperkirakan tahun 2010 ini seluruh proyek jalan dan jembatan di wilayah ini akan tuntas.
Menuju Bambahano bisa dengan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. Menggunakan kendaraan pribadi bisa berangkat dari Palu kapan pun. Pagi-pagi lebih baik sehingga bisa tiba di Bambahano pagi pula. Sore bisa kembali lagi setelah seharian bercengkrama dengan keindahan alam di sana.
Bagi yang ingin bermalam, di sana ada tempat beristirahat meski belum representatif. Tetapi ada pilihan penginapan di Desa Sabang.
Sebelum masuk ke Bambahano, Anda lebih dulu bertemu dengan Danau Dampelas atau danau Talaga yang teduh di bawah kaki gunung Sitangke sebagai zona penyangga danau itu. Di sana pengunjung bisa melepaskan lelah sesaat di pinggir jalan dekat danau. Jika membawa kail, bisa menumpang mancing ikan tawar, setelah itu melanjutkan perjalanan. Tidak lebih dari 20 menit sampai ke Bambahano.
Sekali jalan, Anda bisa menikmati dua pesona alam yang unik, danau Dampelas dan pesona laut Bambahano.
Keunikan Mitologi
Menurut Budayawan Hapri Ika Poigi, keberadaan Bambahano tidak terlepas dari mitologi Sawerigading dan Nahadiya Dampelas. Awalnya danau dan laut di teluk itu menyatu, tetapi karena perseteruan Sawerigading dan Nahadiyah Dampelas, sehingga teluk itu tertutup dan terbentuklah danau Dampelas.
"Makanya di Bambahano itu ada artefak kaki yang besar di atas batu," kata magister Fakultas Budaya Universitas Gadjah Mada itu.
Jika air laut surut artefak kaki--warga di Dampelas menyebutnya kaki Sawerigading-- dapat dilihat jelas. Tapak kaki itu menempel di atas batu lengkap dengan lima jarinya.
Dampelas kata Hapri adalah salah satu suku bangsa yang berdiri sendiri. Memiliki ciri tersendiri sebagai suku bangsa seperti bahasa, budaya dan adat istiadat.
"Dampelas itu bukan sub etnis atau bagian dari etnis tertentu tetapi Dampelas adalah sebuah suku bangsa yang keberadaannya tidak terlepas dari mitologi Nahadiya Dampelas," kata Hapri.
Di Dampelas terdapat beberapa lokasi wisata yang bisa dijadikan destinasi pariwisata diantaranya adalah danau Dampelas dan Bambahano. Dua tempat ini memiliki daya tarik yang dapat membentuk sistem yang sinergi dalam menciptakan dan memotivasi kunjungan wisatawan.
Menurut Hapri, danau Dampelas dan Bambahano dapat dikembangkan sebagai objek wisata yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Selain pesona alam di sana juga terdapat ekowisata untuk kepentingan penelitian.
"Tempat ini sebetulnya unik karena hanya di sana ada danau yang bersebelahan dengan laut ditambah lagi ekosistem flora dan faunanya. Apalagi ditambah dengan budaya lokal masyarakat Dampelas, lengkap sekali untuk destinasi pariwisata," kata Hapri.
Dosen pada Universitas Tadulako ini mengatakan, pemerintah daerah tampaknya belum fokus mengembangkan daerah tersebut sebagai potensi wisata yang memiliki keunggulan.
Pemerintah kata Hapri mestinya sudah bisa melakukan gebrakan iven untuk memperkenalkan wisata danau Dampelas dan Bambahano salah satunya melalui festival danau Dampelas.
(ma/MA/ant-Adha Nadjemuddin)
Kota Tua di Ujung Teluk Palu
detikTravel Community -
Kota Donggala, Sulawesi Tengah menyajikan banyak tawaran pelesiran. Mulai dari menonton para penenun Buya Sabe atau sarung sutra, menikmati indahnya pantai pasir putih Tanjung Karang, hingga menyicipi Kaledo, makanan khas Donggala, yang terbuat dari kaki dan daging lembu. Semuanya bisa dinikmati dalam sekali jalan. Ibarat sekali dayung, dua tiga pulau terlampui.
Pagi baru merekah, masih tersisa langit yang memerah saga di ufuk timur. Mentari tentu saja baru saja sedikit melewati ufuk. Tontonan panorama alam itu lebih indah bila dinikmati dari pesisir laut Teluk Palu atau dari ujung teluk, tepatnya di Kota Donggala.
Bila Anda belum pernah mendengar namanya, bolehlah membaca buku "Tenggelamnya Kapal Van der Wijck" milik Buya Hamka, ulama dan budayawan tersohor di masanya. Atau bacalah "Tetralogi Pulau Buru" milik sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Di kedua buku itu, nama Donggala disebut sebagai tempat singgah para pelaut Nusantara dan mancanegara. Ya, Donggala identik dengan pelabuhan lautnya.
Kota tua ini pernah menjadi pusat pemerintahan kolonial Belanda pada abad ke-18. Oleh Belanda pelabuhan ini dijadikan sebagai pelabuhan niaga dan penumpang. Tidak heran masih banyak bangunan tua tersisa di kota ini.
Rasanya perjalanan ke kota ini tidak boleh dilewatkan. Dari Kota Palu, ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah perjalanan menuju Donggala bisa ditempuh tidak lebih dari satu jam. Jaraknya hanya 40 kilometer. Pilihan kendaraannya terserah kita.
Jika ada wisatawan yang mau datang dari Jakarta, bisa dengan pesawat Lion Air, Wings Air, Batavia Air, Sriwijaya Air atau Merpati dengan waktu tempuh selama 2 jam. Lalu transit di Makassar atau Balikpapan, dan 55 menit kemudian akan tiba di Bandara Mutiara Palu. Diteruskan lagi dengan menumpang mobil kijang dari Bandara Mutiara Palu dengan tarif Rp100.000,- hingga Rp150.000,- dengan lama perjalanan antara 30 menit hingga 45 menit.
Lalu hendak ke mana kita di sana? Tenang saja, tawarannya, mau ke pantai pasir putih Tanjung Karang dulu atau menonton para penenun di Banawa Tengah atau Banawa Selatan atau menikmati makanan khas Kaledo?
Rasa-rasanya kita boleh memulai perjalanan dari Banawa Tengah. Jaraknya hanya 2 kilometer arah barat Kota Donggala. Yuk, kita ke sana!
Dari jauh bunyi hentakan balida yang bertemu dengan pasak alat tenun tradisional sudah terdengar bunyinya. Itu tandanya kita sudah dekat dengan Desa Limboro, Kecamatan Banawa Tengah, Donggala. Balida itu, sebuah kayu panjang yang menjadi pemberat di tengah lipatan kain tenun saat penenun memasukkan benang-benang. Biasanya terbuat dari kayu ulin atau ebony.
Mungkin, selama ini orang hanya mengenal kain tenun Songket dari Palembang atau Ulos dari Sumatera Utara. Padahal, di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, ada sarung tenun yang sangat terkenal. Namanya Buya Sabe atau Sarung Tenun Donggala.
Salah satu pusat Buya Sabe berada di Desa Limboro. Di sana tidak kurang 100 penenun setiap hari bekerja. Menariknya, tidak cuma para perempuan paruh baya berusia 50–60 tahun yang menjadi penenun tapi juga pada gadis remaja berusia 12-20 tahun. Itu lah yang menyebabkan tradisi tenun Buya Sabe ini terus terlestarikan.
Biasanya mereka bekerja sejak pukul 09.00–12.00 WITA. Lalu diteruskan lagi pukul 13.00–17.00 WITA. Ada pula yang menenun di malam hari mulai pukul 19.00 – 22.00 WITA.
Jadi bagi ibu rumah tangga, mereka menyelesaikan dulu urusan masak-memasak dan mengatur rumah tangganya, lalu kemudian menenun. Sementara bagi gadis remaja, ada yang pergi ke sekolah, ada pula yang membantu orang tuanya. Untuk setiap satu helai Buya Sabe mereka dibayar Rp150.000,-. Meski tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, mereka tetap tekun menenun dan tentu saja melestarikan tradisi.
Rata-rata masyarakat Limboro adalah petani tapi ada pula satu dua yang menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Karenanya, bertani dan menenun tentu saja adalah sumber mata pencaharian mereka yang utama. Berada di tengah para penenun tradisional ini, seperti membuat kita tercerabut dari alam digital ke zaman kayu. Peralatannya sangat sederhana. Terbuat dari kayu dan bambu.
Pembuatan tenun Buya Sabe ini, hampir sama dengan pembuatan tenun-tenun yang ada di daerah lain. Baik dari proses pewarnaan benang hingga penenunan. Coraknya pun beragam. Antara lain, kain palekat garusu, buya bomba, buya sabe, kombinasi bomba dan sabe. Dari sekian corak tersebut, buya bomba yang paling sulit, hingga membutuhkan waktu pengerjaan satu hingga dua bulan. Berbeda dengan corak lainnya yang hanya membutuhkan waktu satu hingga dua minggu saja.
"Untuk Buya Bomba, kami mengerjakannya dengan sangat hati-hati. Karena corak yang akan dihasilkan sangat banyak. Biasanya pembuatannya sampai dua minggu atau sebulan. Biasa ada yang bilang corak bunga mawar," kata Habona, perempuan penenun di Limboro berusia 56 tahun.
Kalsum, seorang gadis remaja berusia 21 tahun, juga berkata senada. “Susah juga awalnya, setelah terbiasa kita jadi menikmatinya,� aku Kalsum yang belajar menenun dari ibunya.
Tenun Buya Sabe bisa ditemukan di sepanjang Limboro, Salu Bomba, Tosale, Towale dan Kolakola. Desa-desa itu berada di sebelah barat Kota Donggala. Selain pewarisan turun temurun, tenun Buya Sabe juga dilindungi dengan Peraturan Daerah oleh Pemerintah Kabupaten Donggala. Bahkan di tingkat Provinsi Sulawesi Tengah, setiap Sabtu, para Pegawai Negeri Sipil (PNS) diwajibkan memakai batik yang terbuat dari Buya Sabe.
"Perda itu untuk menjaga agar tenun Donggala itu bisa lestari dan tidak diduplikasi oleh pihak lain," kata Habir Ponulele, Bupati Donggala.
Buya Sabe, banyak digunakan pada cara-cara tertentu. Seperti pakaian pesta untuk orang tua, untuk menjamu tamu dari luar daerah, serta pakain untuk acara kedukaan. Harganya tergantung coraknya. Harga termurah mencapai Rp300.000,- dan paling mahal seharga Rp650.000,-.
Nah, sudah puaskan menonton para penenun di Limboro. Sekarang saatnya kita menuju Tanjung Karang. Jaraknya dari Limboro tinggal 3 kilometer.
Saat sampai di tempat yang satu ini mata kita langsung tertumbuk pada pasir putih yang menghiasi bibir pantainya. Dari atas jalanan di bukit Donggala, terlihat jelas hamparannya, juga kumpulan kapal niaga dan perahu nelayan di Pelabuhan Donggala. Indah dan luar biasa! Itu ungkapan yang tepat untuk menggambarkannya.
Sekitar 20 tahun silam, Pantai Tanjung Karang ini hanya dikenal sebagai tempat istirahat sementara para nelayan setelah lelah melaut. Saat itu, belum ada jalan masuk ke Pantai Tanjung Karang, padahal hamparan pasir putih di pantai itu sungguh indah. Perkebunan kelapa milik masyarakat juga tumbuh subur di sekitar pantai ini.
Tapi sekarang, Pantai Tanjung Karang sudah berubah menjadi objek wisata favorit bagi warga Palu dan sekitarnya. Di musim libur, pantai ini dipadati wisatawan lokal, bahkan turis mancanegara. Rata-rata berasal dari Eropa.
Agus, salah seorang petugas di pintu masuk Tanjung Karang, mencatat setiap hari libur, sedikitnya 200 kendaraan roda empat dan dua masuk-keluar di objek wisata Tanjung Karang ini. Bahkan angka ini meningkat pesat setelah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mencanangkan lima hari kerja sejak pertengahan April 2007 lalu.Untuk setiap pengunjung dikenai biaya hanya Rp1.000,-.
"Pengunjung pada Sabtu, Minggu, dan hari libur, paling banyak. Ratusan orang biasanya," kata Agus.
Untuk memberikan pelayanan bagi para wisatawan, yang umumnya wisatawan keluarga, penduduk setempat membangun dan menyewakan puluhan penginapan sederhana, yang terbuat dari kayu dan beratap rumbia. Tarifnya relatif murah, antara Rp100.000,- hingga Rp300.000,- semalam untuk masing-masing cottage yang memiliki satu kamar tidur, satu ruang terbuka sebagai teras, dan satu kamar mandi. Tarif ini tidak termasuk makan dan minum.
Menu yang disajikan para pengelolanya beraneka ragam, namun umumnya berupa makanan laut, seperti ikan bakar, cumi-cumi goreng, dan lobster rebus. Ada juga kopi panas, teh, dan sarabba (minuman khas terbuat dari jahe dan gula aren yang direbus serta diberi susu kental), serta pisang goreng panas. Pengunjung juga dapat menikmati makanan, minuman, dan penganan lainnya di cafe-cafe sederhana di area penginapan dan sepanjang bibir pantai Tanjung Karang.
Di Tanjung Karang, ada pula sebuah cottage milik Pieter, seorang warga Jerman yang beristrikan seorang perempuan asal Sulawesi Utara. Ia menamai kawasan cottagenya dengan Prince John Dive Resort. Cottage yang dikelilingi pagar kayu dan tembok dengan luas halaman sekitar 60 x 50 meter tersebut dilengkapi berbagai fasilitas memadai, seperti cafe dan lapangan voly pantai.
Pemilik cottage ini juga melengkapinya dengan kapal pesiar dan peralatan diving serta snorkeling yang memang diminati wisatawan mancanegara.
"Wisatawan yang datang rata-rata berasal dari Jerman, Australia dan Austria. Mereka sangat suka menyelam," kata Junaidi Kariso, Manager Public Relation di Prince John Dive Resort.
Nah, jika ingin bersnorkeling, cukup merogoh kocek Rp10.000,-. Snorkel bisa kita sewa pula pada penduduk setempat. Harga itu tidak dipatok per jam, tapi per hari. Murah, bukan?
Jika ingin menyelam kita bisa menyewa scuba diving milik Prince John Dive Resort. Dengan harga sekitar dengan Rp338.000,-. Pengelolanya memang memakai kurs Euro, karena wisatawannya rata-rata dari Eropa. Kalau beruntung bisa mendapatkan scuba diving dari penduduk lokal seharga Rp100.000,-.
Kalau kemahalan cukup snorkeling saja. Tuwo, perempuan penduduk lokal berusia 40 tahun menyewakan snorkelnya Rp10.000 per hari.
Mau snorkeling? Yuk! Wow, ternyata memang luar biasa indah. Hanya selangkah dari bibir pantai dan masih dari atas permukaan kita sudah dapat menikmati indahnya terumbu karang dan ikan hias yang menari-nari di atas dan di sela-sela karang.
"Di sini asyik sekali. Ada karang warna-warni dan ikan yang cantik-cantik," tutur Muhammad Nizam, anak berusia 9 tahun yang dipandu ibunya bersnorkeling.
Bagi wisatawan asal Jerman, Hillmart, ia memilih Tanjung Karang lantaran belum tertalu ramai dan masih alami. "Di sini sangat tenang, belum banyak orang. Jadi saya pilih di sini melewatkan akhir pekan," kata dia.
Rasa-rasanya setelah puas bermain-main di Tanjung Karang, sekarang waktunya makan. Tentu saja, menunya adalah Kaledo atau biasa orang menyebutkan kaki lembu Donggala. Ya, karena memang bahan utamanya adalah kaki lembu.
Ada anekdot dari seorang kawan, katanya, suatu waktu ada pemotongan lembu. Lalu orang Jawa, orang Makassar dan orang Donggala bergiliran mengambil dagingnya. Orang Jawa yang pertama mengambil semua daging lembu, mereka lalu membuat bakso. Lalu yang kedua adalah orang Makassar yang mengambil jeroannya dan kemudian membuat Coto Makassar. Tertinggalah tulang-tulang dan sedikit dagingnya, maka jadilah Kaledo.
Menurut Hajjah Rahma, yang sejak 1970-an berjualan Kaledo, tidak ada makanan seperti ini di daerah lain di Indonesia.
"Ini beda dengan sup daging atau coto Makassar atau Sop Konro. Ini memang pakai kaki lembu utuh," kata Hajjah Rahma.
Kaledo terbuat dari tulang kaki lembu dan dagingnya, dicampur asam Jawa mentah, dengan bumbu cabe rawit, garam dan jeruk nipis. Setelah masak Kaledo seperti sup dengan kaki lembu dan sedikit daging. Jika kurang pedas, kita bisa menambahnya dengan sambal cabe rawit. Agar terasa wangi, bolehlah ditambahkan bawang goreng.
Dalam sehari Hajjah Rahmah menghabiskan 10 kaki lembu, 5 kilogram tulang leher, dan 5 kilo daging. Harganya dijual Rp25.000,- per porsinya.
Mau tahu cara memasaknya? Coba diperhatikan. Awalnya tentu saja daging dan tulang kaki lembu dibersihkan. Lalu jerang air hingga mendidih, setelah itu masukkan daging dan tulang sapi, masak hingga empuk. Lalu buang air rebusan daging dan kaki sapi tadi agar lemaknya tidak bercampur dan jerang lagi air sampai mendidih, lalu daging dan kaki lembu tadi dimasukkan ke jerangan air yang baru itu. Kemudian masukkan garam, cabe rawit hijau, penyedap rasa dan asam jawa. Setelah dagingnya tanak, sajikan panas-panas.
Kaledo bisa dinikmati bersama dengan nasi putih, singkong rebus atau jagung rebus. Tinggal pilih, sesuai selera. Ada banyak warung Kaledo di sepanjang perjalanan dari Palu ke Donggala. Memang tidak semua warung menyediakan makanan ini, karena penjual Kaledo tidak mau mencampurnya dengan makanan lain.
Dari arah Palu kita bisa menemukan warung Kaledo Abadi di Jalan Diponegoro, lalu warung Kaledo Stereo di depan Pantai Taman Ria. Lalu warung Kaledo Megaria di poros Jalan Palu-Donggala di Tumbelaka. Mendekati Kota Donggala, kita akan menemukan warung Kaledo Lolioge, ini dia yang Kaledonya paling yummi. Setidaknya begitu pengakuan banyak penggemarnya.
"Kalau saya rasakan, Kaledo di Lolioge itulah yang paling enak. Rasanya nikmat dan tidak ada lemak yang menempel di dagingnya," aku Junaidi Kariso, Manager Public Relation Prince John Dive Resort.
Cukupkan perjalanan kita menyusuri Kota Donggala dan pernak-perniknya? Jika belum, bisalah disambung lain waktu. Masih banyak keelokan Donggala yang kabarnya tidak tersiar ke luar daerah, seperti pemandian air panas Mantikole, pantai penyu hijau di Pasoso atau air terjun di Wera.
Kapan-kapan jika ada waktu berkunjunglah ke Donggala. Anda bisa pula menyaksikan keindahan alam pegunungan, pantainya dan aktivitas budaya warganya.
Kerajaan Banawa (Donggala) di Sulawesi Tengah
Kerajaan Banawa adalah salah satu kerajaan Melayu yang terdapat di Sulawesi Tengah. Kerajaan ini sering disebut Kerajaan Donggala Banawa karena lahir di wilayah Donggala. Kerajaan yang berdiri pada medio abad ke-15 Masehi ini terlahir berkat andil tokoh legendaris yang berpetualang dari tanah Bugis, yaitu Sawerigading. Sejak pertama kali didirikan, kerajaan ini mampu mempertahankan eksistensinya hingga era pascakemerdekaan Republik Indonesia. Saat ini, Banawa menjadi wilayah kecamatan yang merupakan ibukota dari Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.
1. Sejarah
Penduduk Donggala adalah percampuran dari berbagai ras dan suku bangsa, hasil persilangan ras Wedoid dan Negroid yang berkembang menjadi suku bangsa baru menyusul datangnya orang-orang Proto-Melayu pada tahun 3000 SM. Aroma Melayu semakin kental ketika pada era 300 SM kaum perantau yang berasal dari ras Deutro-Melayu juga menyambangi Donggala dan tempat-tempat di Sulawesi Tengah lainnya (www.sejarahbangsaindonesia.co.cc). Mayoritas penduduk Kerajaan Banawa adalah orang-orang dari Suku Kaili.
a. Cikal-Bakal Berdirinya Kerajaan Banawa
Pendahulu Kerajaan Banawa adalah suatu perabadan monarki milik Suku Kaili yang bernama Kerajaan Pudjananti atau yang sering juga disebut sebagai Kerajaan Banawa Lama. Kerajaan ini diperkirakan masih eksis pada abad ke-11 hingga 13 M, sezaman dengan Kerajaan Singasari yang dilanjutkan oleh Majapahit. Diperkirakan, Kerajaan Pudjananti mengalami masa kejayaan antara kurun tahun 1220 sampai 1485 M. Kerajaan Pudjananti menjadi salah satu dari tiga kerajaan tua yang terdapat di Sulawesi Tengah, yaitu Kerajaan Banggai (Benggawi) dan Sigi (Jamrin Abubakar, dalam http://catatanjamrin.blogspot.com).
Versi legenda, diceritakan bahwa raja yang paling terkenal dalam riwayat Kerajaan Pudjananti bernama Raja Lian. Sang penguasa dikisahkan menikahi seorang wanita dipercaya datang dari alam gaib. Perkawinan ini membuahkan seorang anak perempuan bernama Gonenggati yang memberi Raja Lian tujuh orang cucu, masing-masing enam cucu laki-laki dan satu cucu perempuan. Keenam cucu laki-laki tersebut kemudian menyebar ke daerah-daerah lain, menikah dengan wanita setempat, dan menjadi penguasa di daerah-daerah baru tersebut (http://infokom-sulteng.go.id).
Sesuai namanya, pusat pemerintahan Kerajaan Pudjananti diduga kuat berlokasi di daerah yang bernama Pudjananti atau Ganti. Jarak Pudjananti tidak begitu jauh dari Donggala, yang kelak menjadi ibukota Kerajaan Banawa, hanya sekitar 2 kilometer. Pudjananti merupakan kawasan tua yang sudah lama berpenghuni (Abubakar, dalam http://catatanjamrin.blogspot.com).
Donggala sudah kesohor sebagai salah satu kota perdagangan yang ramai. Bahkan, Donggala merupakan kota pelabuhan tertua di Sulawesi Tengah (Agustan T. Syam, dalam http://portal.cbn.net.id). Kota pelabuhan ini oleh orang Eropa disebut dengan nama Banava, yang boleh jadi merupakan akar dari kata Banawa (Abubakar, dalam http://catatanjamrin.blogspot.com).
Ketenaran bandar niaga Donggala sempat disebutkan dalam lembaran naskah catatan perjalanan yang ditulis oleh pengelana dari negeri Cina. Seorang pedagang Eropa, bernama Antonio de Paiva, pada kurun tahun 1542-1543 bertolak ke Donggala dengan maksud untuk mencari kayu cendana. Pada saat itu, wilayah Banawa memang banyak ditumbuhi pohon cendana. Hal tersebut dikuatkan dengan hasil riset yang dilakukan oleh Dr. Boorsman di mana ia menemukan batang-batang pohon cendana di pegunungan di sekitar Palu dan Donggala (Abubakar, dalam http://catatanjamrin.blogspot.com).
Penamaan Banawa sebagai kerajaan dimungkinkan juga terkait erat dengan nama kapal yang ditumpangi Sawerigading untuk mengarungi samudera, termasuk mengunjungi Ganti dan Donggala. Sawerigading adalah seorang pangeran dari Kerajaan Luwu Purba, putera dari Sang Raja Batara Lattu. Nama Sawerigading dikenal melalui cerita dan kisah dari epik sastra Bugis yang legendaris, yakni La Galigo (http://id.wikipedia.org).
Di suatu tempat yang tidak jauh dari Ganti dan Donggala, kapal yang ditumpangi rombongan Sawerigading terpaksa berlabuh karena mengalami sedikit kerusakan. Menurut kepercayaan masyarakat lokal di sana, tempat di mana Sawerigading menyangga bahteranya itu lantas dikenal dengan nama Langgalopi yang dalam bahasa Bugis-Donggala berarti “galangan perahu” (Abubakar, dalam http://catatanjamrin.blogspot.com).
Langgalopi termasuk wilayah kekuasaan milik Kerajaan Pudjananti. Sawerigading kemudian memutuskan untuk mengunjungi kerajaan itu. Bukti bahwa rombongan Sawerigading pernah melalukan pelayaran sampai ke wilayah kekuasaan Kerajaan Pudjananti termaktub dalam Kitab Bahasa Bugis. Dalam kitab itu disebutkan bahwa salah satu daerah jelajah Sawerigading adalah Pudjananti (Abubakar, dalam http://catatanjamrin.blogspot.com).
Sawerigading sempat berkunjung ke Kerajaan Sigi di Teluk Kaili dan bermaksud menyunting Ratu Ngilinayo, pemimpin Kerajaan Sigi, untuk dijadikan istrinya. Akan tetapi, pernikahan itu tidak pernah terjadi karena terjadi gempa bumi pada saat pembicaraan pinang-meminang dilangsungkan sehingga rencana tersebut menjadi kacau-balau. Akibat bencana itulah, seperti yang diyakini dalam legenda, perairan Teluk Palu menjadi kering. Orang-orang yang semula berdomisili di pegunungan pun mulai turun dan mendirikan permukiman baru di lembah bekas laut itu serta beranak-pinak hingga sekarang (Abubakar, dalam http://catatanjamrin.blogspot.com).
Singkat cerita, dari hasil kunjungan ke Kerajaan Pudjananti itu muncul gagasan untuk menikahkan anak lelaki Sawerigading, yakni La Galigo, dengan puteri Kerajaan Pudjananti yang bernama Daeng Malino Karaeng Tompo Ri Pudjananti. Dari perkawinan itu, La Galigo dikarunai dua orang anak, masing-masing laki-laki dan perempuan. Cucu laki-laki Sawerigading diberi nama Lamakarumpa Daeng Pabetta La Mapangandro, yang artinya “pergi menantang, menang, dan akhirnya semua menyembah kepadanya”. Sedangkan anak yang perempuan diberi nama Wettoi Tungki Daeng Tarenreng Masagalae Ri Pudjananti, yang bermakna “bintang tunggal yang diikuti semua orang” (Iin Ainar Lawide, dalam http://iinainarlawide.blogspot.com).
Lamakarumpa Daeng Pabetta La Mapangandro dinikahkan dengan I Badan Tassa Batari Bana, puteri dari kakak Raja Bone. Setelah pernikahan itu, Sawerigading dan La Galigo mulai menggagas pendirian pemerintahan baru sebagai pengganti Kerajaan Pudjananti. Dibuatlah kesepakatan dari raja-raja yang menurunkan darah bangsawan murni kepada kedua mempelai menghadiahkan seluruh wilayah Kerajaan Pudjananti. Sejak saat itu, sebuah pemerintahan hasil afiliasi Bugis dan Kaili dengan nama baru, yaitu Kerajaan Banawa (Abubakar, dalam http://catatanjamrin.blogspot.com).
b. Masa Awal dan Eksistensi Kerajaan Banawa
Kerajaan Banawa resmi berdiri di bawah kepemimpinan seorang ratu, yakni I Badan Tassa Batari Bana yang bertahta sejak tahun 1485 hingga 1552 M (Abubakar, dalam http://catatanjamrin.blogspot.com). Penerus kepemimpinan I Badan Tassa Batari Bana juga seorang perempuan, bernama I Tassa Banawa. Ratu ke-2 Kerajaan Banawa ini memerintah sejak tahun 1552 sampai dengan 1650 M. Pada masa pemerintahan I Tassa Banawa, wilayah kekuasaan Kerajaan Banawa semakin bertambah luas. Selain itu, kabinet I Tassa Banawa juga berhasil merumuskan tata cara atau sistem pemerintahan dan membentuk Dewan Adat Pittunggota atau semacam lembaga legislatif kerajaan (http://infokom-sulteng.go.id).
Masa pemerintahan I Tassa Banawa berakhir pada tahun 1650 M. Penerus I Tassa Banawa adalah cucu perempuannya, yaitu Puteri Intoraya. Ratu ke-3 Kerajaan Banawa ini menikah dengan dengan seorang lelaki bernama La Masanreseng Arung dari Cendana Mandar. Pernikahan pasangan ini dikaruniai empat orang anak, masing-masing dua laki-laki dan dua perempuan, yang diberi nama La Bugia, La Lotako, Puteri Nanggiwa, dan Puteri Nanggiana (Lawide, dalam http://iinainarlawide.blogspot.com).
Pada era kepemimpinan Ratu Intoraya, pengaruh Islam mulai masuk ke wilayah Donggala. Penyebaran dan perkembangan ajaran Islam di lingkungan Kerajaan Banawa, dan juga di seluruh wilayah Sulawesi Tengah, pada medio abad ke-16 M itu dipelopori oleh kerajaan-kerajaan dari Sulawesi Selatan yang sudah terlebih dulu memeluk Islam. Pelopor syiar Islam di kawasan Sulawesi Tengah adalah orang-orang dari Kerajaan Bone dan Wajo (www.sejarahbangsaindonesia.co.cc).
Sejalan dengan itu, Ratu Intoraya pun menjadi penguasa Kerajaan Banawa pertama yang memeluk Islam. Tindakan yang dilakukan oleh Ratu Intoraya dan segenap keluarga Kerajaan Banawa itu membuat sebagian besar rakyat juga turut berbondong-bondong masuk Islam.
Tidak cuma masuknya ajaran Islam saja yang mewarnai dinamika kehidupan Kerajaan Banawa pada masa pemerintahan Ratu Intoraya, melainkan juga pengaruh bangsa-bangsa asing yang datang dari Eropa. Portugis adalah wakil dari kaum Barat pertama yang memasuki wilayah ini, kemudian disusul oleh Spanyol dan Belanda lewat kongsi niaganya yakni Vereniging Oost-indische Compagine (VOC). Namun dalam perkembangan selanjutnya, peta kekuatan di kawasan tersebut berada dalam dominasi pengaruh kompeni Belanda.
Memasuki tahun ke-19 pemerintahan Ratu Intoraya, VOC sudah menjalin mitra niaga dengan sejumlah kerajaan di kawasan Sulawesi Tengah, termasuk dengan Kerajaan Banawa, dan kerajaan-kerajaan Suku Kaili lainnya seperti Kerajaan Tawaeli, Palu, Loli, dan Sigi. VOC mengadakan kontrak penambangan emas dengan masing-masing penguasa kerajaan tersebut (http://infokom-sulteng.go.id).
Belanda menawarkan kepada raja-raja lokal yang bersemayam di wilayah itu untuk pemberian bantuan dalam bidang penanggulangan keamanan. Peluang Belanda terbuka kian lebar karena pada waktu itu wilayah Kerajaan Banawa dan kerajaan-kerajaan lain di Sulawesi Tengah sedang rawan kejahatan yang dilakukan oleh gerombolan perompak dari wilayah Mindanao, Filipina, itu seringkali menganggu kawasan perairan di Selat Makassar (www.sejarahbangsaindonesia.co.cc).
Kaum kompeni kian mendapat angin dengan diizinkannya membangun benteng atau loji. Pemerintahan Ratu Intoraya sebagai orang nomor satu di Kerajaan Banawa berakhir pada tahun 1698 M. Putra sulung Ratu Inoraya, yakni La Bugia, naik ke puncak kekuasaan tertinggi kerajaan. Dengan demikian, La Bugia adalah laki-laki pertama yang menempati singgasana Kerajaan Banawa di mana tiga penguasa sebelumnya adalah perempuan. Setelah ditabalkan sebagai raja, La Bugia menyandang gelar kehormatan sebagai La Bugia Pue Uva (Lawide, dalam http://iinainarlawide.blogspot.com).
Pada era kepemimpinan Raja La Bugia Pue Uva, kemakmuran warga masyarakat Kerajaan Banawa semakin maju. Bandar niaga Donggala semakin mendapat perhatian dari berbagai kalangan sebagai salah satu sentra jaringan perniagaan di nusantara. Bahkan, saking kondangnya citra Donggala, pada masa pemerintahan Raja La Bugia Pue Uva ini datang gangguan dari bangsa Portugis yang berambisi untuk merebut pelabuhan dagang Donggala sehingga terjadi pertempuran melawan pihak Kerajaan Banawa. Dalam peperangan laut ini, Raja La Bugia Pue Uva berhasil mempertahankan Donggala dari ancaman Portugis (Abubakar, dalam http://catatanjamrin.blogspot.com).
Periode pemerintahan Raja La Bugia Pue Uva usai pada tahun 1758 M. Sebagai anak pertama, Puteri I Sabida adalah orang yang paling berhak untuk meneruskan tahta ayahandanya. Dengan demikian, Kerajaan Banawa kembali dipimpin oleh seorang perempuan. Ratu I Sabida mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi seorang pejabat kerajaan yang bernama Madika Matua Banawa. Pernikahan ini membuahkan tiga orang putera dan seorang puteri, masing-masing bernama La Bunia, Kalaya, Lauju, dan Puteri I Sandudongie.
Sosok Ratu I Sabida digambarkan sebagai tokoh wanita yang pemberani dan sakti mandraguna. Ia memimpin dengan penuh wibawa, tegas, disegani oleh kawan maupun lawan, dan berhasil membawa Kerajaan Banawa menjadi peradaban yang sejahtera. Selain itu, Ratu I Sabida juga membuka ruang interaksi dengan kaum pedagang asing yang singgah di pelabuhan Donggala dan yang menetap untuk sementara di wilayah Kerajaan Banawa. Pada masa ini, mulai diperkenalkan cara merajut tenun sutra, yang kini dikenal sebagai kain tenun Donggala, oleh para saudagar dari Gujarat (Abubakar, dalam http://catatanjamrin.blogspot.com).
Dalam urusan pewarisan tahta, Ratu I Sabida tampaknya cenderung memilih Puteri I Sandudongie sebagai calon penerusnya kendati ketiga anaknya yang lain adalah laki-laki, termasuk anak yang paling sulung. Setelah Ratu I Sabida meninggal dunia, puteri bungsunya itulah yang diangkat sebagai pelanjut tahta Kerajaan Banawa. I Sandudongie naik jabatan sebagai ratu pada tahun 1800. Raja perempuan terakhir dalam sejarah Kerajaan Banawa ini menikah dengan Magau Lando Dolo dan memperoleh seorang anak laki-laki yang diberi nama La Sa Banawa (Lawide, dalam http://iinainarlawide.blogspot.com).
Pada masa kuasa Ratu Kerajaan Banawa yang ke-6 ini, Belanda juga berhasil memaksa Ratu I Sandudongie untuk menandatangani sejumlah kesepakatan yang tentu saja merugikan pihak Kerajaan Banawa. Kontrak perjanjian yang disodorkan oleh Belanda kepada Ratu I Sandudongie pada tahun 1824, misalnya, memuat isi yang pada intinya semakin menguatkan dominasi Belanda dalam monopoli perdagangan di Donggala. Salah satu keuntungan istimewa yang diperoleh Belanda dengan kontrak tersebut adalah bahwa Belanda diperbolehkan mendirikan Kantor Bea dan Cukai (Doane), beserta macam-macam fasilitas, dengan dalih memperlancar kegiatan ekonominya (Abubakar, dalam http://catatanjamrin.blogspot.com).
Setelah menjadi ratu selama 45 tahun, Ratu I Sandudongie wafat pada tahun 1845. Putera semata wayangnya, La Sa Banawa, ditetapkan selaku pemimpin Kerajaan Banawa yang berikutnya. Setelah ditahbiskan menjadi raja, La Sa Banawa memperoleh nama kehormatan La Sa Banawa I Sanggalea Dg Paloera dan menyandang gelar adat Mpue Mputi. Penguasa ke-7 Kerajaan Banawa ini mengawini I Palusia dan dikaruniai dua orang anak laki-laki yang diberi nama I Tolare dan La Marauna (Lawide, dalam http://iinainarlawide.blogspot.com).
Di era kepemimpinan Raja La Sa Banawa I Sanggalea Dg Paloera, meski masih berada di bawah bayang-bayang pengaruh Belanda, populeritas Donggala kian menjulang. Donggala tidak hanya sebagai kota pelabuhan saja, tetapi juga sebagai kota pelajar, kota perdagangan, kota pemerintahan, kota perjuangan, dan kota budaya yang sering menjadi rujukan dan didatangi oleh orang-orang dari berbagai belahan dunia. Josep Condrad, pengelana sekaligus penulis berkebangsaan Inggris kelahiran Polandia, menjadikan Donggala sebagai salah satu tempat penjelajahan yang dilakoninya. Selama masa kunjungan ke Kerajaan Banawa sejak tahun 1858, Condrad menjalin persahabatan yang erat dengan Raja La Sa Banawa I Sanggalea Dg Paloera (Abubakar, dalam http://catatanjamrin.blogspot.com).
Kepala pemerintahan Kerajaan Banawa yang berikutnya adalah La Makagili yang tidak lain adalah cucu dari Raja La Sa Banawa I Sanggalea Dg Paloera. Penguasa Kerajaan Banawa yang ke-8 ini menduduki puncak singgasana sejak tahun 1888 dengan gelar La Makagili Tomai Doda Pue Nggeu dan dikenal sebagai sosok pemimpin yang paling berani dan gigih melawan penjajah Belanda.
Tepat pada tanggal 23 Juli 1893, pusat pemerintahan Kerajaan Banawa yang selama ini berlokasi di Pudjananti alias Ganti dipindahkan ke Donggala. Penetapan Donggala sebagai ibukota Kerajaan Banawa ini bertahan hingga Kerajaan Banawa bersatu di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sementara itu, tahta Raja La Makagili Tomai Doda Pue Nggeu berakhir pada permulaan abad ke-20, tepatnya pada tahun 1902 (Lawide, dalam http://iinainarlawide.blogspot.com)
c. Kerajaan Banawa pada Era Kemerdekaan RI
Memasuki abad ke-20, pemerintah kolonial Hindia Belanda semakin kuat menancapkan pengaruhnya terhadap kerajaan-kerajaan yang terdapat di Sulawesi Tengah, tidak terkecuali Kerajaan Banawa. Kerajaan-kerajaan lokal tersebut telah diikat oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda dengan berbagai macam kontrak politik dan ekonomi (http://infokom-sulteng.go.id). Pada periode tahun 1902 hingga 1926, pemimpin Kerajaan Banawa adalah La Marauna dengan gelar La Marauna Pue Totua dan mendapat julukan kehormatan sebagai Mpue Totua (Lawide, dalam http://iinainarlawide.blogspot.com).
Pengemban estafet kepemimpinan Kerajaan Banawa yang ke-10 ialah Raja La Gaga Pue Tanamea yang bertahta sejak tahun 1926 sampai dengan tahun 1932. Raja La Gaga Pue Tanamea adalah anak dari kakak kandung Raja La Marauna Pue Totua yang telah menjabat sebelumnya. Setelah Raja La Marauna Pue Totua mangkat, yang diangkat sebagai penggantinya adalah putera keempat almarhum raja, bernama La Ruhana Lamarauna. Pada masa pemerintahan Raja Banawa ke-11 ini, terjadi pertempuran sengit antara Belanda dengan Jepang yang mendarat di wilayah Sulawesi Tengah pada tanggal 15 Mei 1942. Akhirnya, Jepang berhasil mengambil-alih penguasaan wilayah Kerajaan Banawa (www.sejarahbangsaindonesia.co.cc).
Raja La Ruhana Lamarauna harus menjalankan pemerintahannya dengan waspada dan berhati-hati selama era penjajahan Jepang. Pada masa ini, Kerajaan Banawa nyaris tidak memiliki kewenangan dan kekuasaan secara politik lagi dan hanya sekadar menjalani kehidupan sembari menunggu terjadinya perubahan. Harapan itu terwujud ketika pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Raja La Ruhana Lamarauna pun leluasa dapat menjalankan roda pemerintahan Kerajaan Banawa hingga tutup usia pada tahun 1947 (Lawide, dalam http://iinainarlawide.blogspot.com).
Pemangku tahta Kerajaan Banawa yang selanjutnya adalah putera bungsu Raja La Ruhana Lamarauna, bernama La Parenrengi Lamarauna. Selain sebagai pemangku tahta, Raja Banawa ke-12 ini juga berkecimpung di ranah perpolitikan nasional dengan merangkap jabatan sebagai Ketua Partai Nasional Indonesia (PNI) yang pertama di Sulawesi Tengah. Suami dari Hajja Sania Tombolotutu ini merupakan raja terakhir Kerajaan Banawa dan memungkasi riwayat hidupnya pada tahun 1986. Raja La Ruhana Lamarauna menghembuskan nafas terakhirnya di Palu (Lawide, dalam http://iinainarlawide.blogspot.com).
Raja La Parenrengi Lamarauna disebut sebagai raja terakhir Kerajaan Banawa karena sejak tanggal 12 Agustus 1952, Donggala ditetapkan sebagai salah satu dari dua kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah, selain Kabupaten Poso (Edi Wicaksono, dalam http://ediwicak.blogspot.com). Status daerah Banawa pun dialihkan menjadi kecamatan dan ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Donggala. Sejak saat itu, kehidupan Banawa selaku pemerintahan kerajaan dinyatakan usai.
2. Silsilah
I Badan Tassa Batari Bana (1485-1552 M).
I Tassa Banawa (1552-1650 M).
I Toraya (1650-1698M).
La Bugia Pue Uva (1698-1758 M).
I Sabida (1758-1800).
I Sandudongie (1800-1845).
La Sa Banawa I Sanggalea Dg Paloera (1845-1888).
La Makagili Tomai Doda Pue Nggeu (1888-1902).
La Marauna Pue Totua (1902-1926).
La Gaga Pue Tanamea (1926-1932).
La Ruhana Lamarauna (1932-1947).
La Parenrengi Lamarauna (1947-1959)
(Abubakar, dalam http://catatanjamrin.blogspot.com; Lawide, http://iinainarlawide.blogspot.com).
3. Sistem Pemerintahan
Kerajaan Banawa mengadopsi sistem pemerintahan yang telah diberlakukan dalam tata cara pemerintahan kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan. Kemiripan pola pengaturan kehidupan di Kerajaan Banawa dengan kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan tersebut terlihat dari bentuk bangunan dan pemakaian gelar kehormatan untuk bangsawan.
Bangunan adat khas Kerajaan Banawa dikenal dengan sebutan baruga yang merupakan lambang kewibawaan dan kekuasaan kerajaan (Marahalim Siagian, dalam www.masagala.co.cc). Sedangkan gelar-gelar kehormatan kerajaan yang dianugerahkan kepada para bangsawan di Kerajaan Banawa juga nyaris persis dengan gelar bangsawan di Sulawesi Selatan, sebut saja pemakaian gelar yang berawalan La, Daeng, Andi, dan sebagainya.
Di samping itu, format dan struktur pemerintahan yang dijalankan di Kerajaan Banawa juga memakai gaya kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan yakni dengan menganut sistem Pitunggota. Pitunggota adalah suatu susunan pemerintahan kerajaan dan lembaga legislatif yang dipimpin oleh seorang Baligau. Keanggotaan Pitunggota terdiri dari tujuh pejabat tinggi kerajaan, termasuk menteri dan pejabat daerah, yaitu antara lain Madika Malolo, Madika Matua, Ponggawa, Tadulako, Galara, Pabicara, dan Sabandara (http://linosidiru.blog.friendster.com).
Madika Malolo adalah sebutan untuk raja muda sebagai wakil dari Raja Banawa dalam mengurusi persoalan-persoalan tertentu. Pengangkatan Madika Malolo dilakukan langsung secara adat oleh raja dan harus mendapat restu dari dewan kerajaan. Madika Matua merupakan jabatan perdana menteri yang merangkap sebagai pejabat urusan luar negeri dan ekonomi. Seorang Madika Matua diangkat dan diberhentikan oleh raja atas persetujuan Baligau. Anggota Pitunggota lainnya yakni Ponggawa atau menteri dalam negeri, Tadulako atau menteri pertahanan dan keamanan, Galara atau menteri kehakiman, Pabicara atau menteri penerangan, dan Sabandara alias menteri perhubungan kelautan (http://infokom-sulteng.go.id).
Tata cara pemerintahan di Kerajaan Banawa juga terdapat dua lembaga tinggi, yakni Libu Nu Maradika (semacam Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan Libu Nto Deya (semacam Dewan Permusyawaratan Rakyat). Tugas Libu Nu Maradika adalah mengesahkan penobatan raja terpilih. Sedangkan Libu Nto Deya ialah dewan yang mewakili tujuh penjuru wilayah atau Kota Pitunggota. Bentuk Kota Pitunggota ditetapkan berdasarkan luas wilayah kerajaan yang memiliki perwakilan Soki (kampung). Selain itu, dalam tradisi Kerajaan Banawa dikenal tingkat penggolongan strata sosial masyarakat, antara lain yaitu Madika/Maradika (kaum raja dan bangsawan), Totua Nungata (keturunan tokoh-tokoh masyarakat), To Dea (rakyat biasa), dan Batua yang merupakan kasta hamba atau budak (http://id.wikipedia.org).
4. Wilayah Kekuasaan
Sejak era pemerintahan Raja La Sabanawa I Sanggalea Dg Paloera (1845-1888) hingga Raja La Ruhana Lamarauna (1932-1947), Kerajaan Banawa memiliki luas wilayah sekitar 460.000 hektare yang terbagi atas tiga daerah. Pertama adalah kawasan Banawa Selatan yang memiliki area wilayah dari Loli Watusampu sampai Surumana yang berbatasan dengan daerah Mamuju. Berikutnya adalah kawasan Banawa Tengah yang membentang dari Pantoloan sampai Sindue. Bagian ketiga adalah kawasan Banawa Utara dengan cakupan daerah yang terhampar dari Balaesang hingga Dampelas Sojol, termasuk Pulau Pasoso dan Pangalasing (Lawide, http://iinainarlawide.blogspot.com).
Daerah-daerah yang dahulu termasuk dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Banawa pada masa sekarang menjadi desa-desa yang bernaung di wilayah administratif Kecamatan Banawa. Daerah-daerah itu meliputi Ganti, Bambarimi, Boneoge, Boya, Gunling Bale, Kabonga Besar, Kabonga Kecil, Kola-Kola, Labuanbajo, Lalombi, Limboro, Lolioge, Lolitasiburi, Lumbudolo, Lumbumarara, Maleni, Mbuwu, Powelliwa, Salengkaenu, Salubomba, Salumpaku, Surlimana, Tanahmea, Tanjung Batu, Tolongano, Tosale, Towale, dan Watatu (http://id.wikipedia.org).
(Iswara N. Raditya/Ker/021/10-2010)
Jumat, 07 Desember 2012
PULAU-PULAU DI SULAWESI TENGAH
di Provinsi Sulawesi Tengah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)» Jumlah Pulau =
978 (punya nama = 978, belum = -)
» Jumlah Kota + Kab. = 11
(Kota = 1, Kab.= 10)
» Luas Daratan : 61.841,29 km2 (BPS 2012)
» Jumlah Penduduk : 2.633.420 (Sensus 2010) » Ibukota : Palu
» Jumlah Kecamatan/Distrik = 147
» Jumlah Desa + Kelurahan = 1.664
» Kode POS : 94111 - 94976
Terdapat 978 pulau yang punya nama (76 diantaranya berada
dalam wilayah yang sama).
No. Nama
Pulau
Kota/Kabupaten
Kecamatan,
Distrik
1 Pulau
Abaling Kab. Toli-Toli Ogodeide
2 Pulau
Air Kab. Tojo Una-Una Unauna
3 Pulau
Akadululul Kab. Banggai Tinangkung
4 Pulau
Akialus Kab. Banggai Kepulauan Liang
5 Pulau
Ala Kab. Parigi Moutong Moutong
6 Pulau
Allo Kab. Morowali Petasia
7 Pulau
Allo Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
8 Pulau
Allo Kecil Kab. Morowali Petasia
9 Pulau
Alo Kab. Tojo Una-Una Togean
10 Pulau
Ampas Kab. Banggai Tinangkung
11 Pulau
Anduhian Kab. Banggai Luwuk
Timur
12 Pulau Anempodi
Besar Kab. Tojo Una-Una Togean
13 Pulau
Anempodi Kecil Kab. Tojo Una-Una Togean
14 Pulau
Anggrekdua Kab. Tojo Una-Una Unauna
15 Pulau
Anggreksatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
16 Pulau
Angguk Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
17 Pulau
Angkayo Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
18 Pulau
Angke Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
19 Pulau
Angkele Kab. Tojo Una-Una Unauna
20 Pulau Anis Kab. Tojo
Una-Una Togean
21 Pulau Anse Kab. Tojo
Una-Una Unauna
22 Pulau
Antara Kab. Tojo Una-Una Togean
23 Pulau
Antara Kecil Kab. Tojo Una-Una Togean
24 Pulau
Apitan Kab. Banggai Balantak
25 Pulau
Awoawo Kab. Toli-Toli Ogodeide
26 Pulau
Babagan Kab. Morowali Menui
27 Pulau
Babandualan Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
28 Pulau
Babanggai Kab. Banggai Bulagi
29 Pulau
Babangkau Kab. Donggala Balaesang
30 Pulau
Badik Kab. Morowali Petasia
31 Pulau Bado Kab. Tojo
Una-Una Unauna
32 Pulau Bae,
Toko Kab. Morowali Petasia
33 Pulau
Baeda Kab. Tojo Una-Una Unauna
34 Pulau
Bagang Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
35 Pulau
Bahobulusa Besar Kab. Morowali Petasia
36 Pulau
Bahobulusa Kecil Kab. Morowali Petasia
37 Pulau
Bahomoiri Kab. Morowali Menui
38 Pulau
Baintole Kab. Morowali Petasia
39 Pulau
Bakakang Besar Kab. Banggai Banggai
40 Pulau
Bakakang Kecil Kab. Banggai Banggai
41 Pulau
Bakakang Kecil Selatan Kab. Banggai Banggai
42 Pulau
Bakakang Kecil Timur Kab. Banggai Banggai
43 Pulau
Bakalan Kab. Banggai Tinangkung
44 Pulau
Bakalan Pauno Kab. Banggai Tinangkung
45 Pulau
Bakum Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
46 Pulau
Bakung Kab. Banggai Tinangkung
47 Pulau
Balanakdua Kab. Tojo Una-Una Unauna
48 Pulau
Balanaksatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
49 Pulau
Balasika Kab. Morowali Petasia
50 Pulau
Balasika Selatan Kab. Morowali Petasia
51 Pulau
Balasika Utara Kab. Morowali Petasia
52 Pulau
Balatik Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
53 Pulau
Balayon Kab. Banggai Tinangkung
54 Pulau
Balayon Kab. Banggai Kepulauan Liang
55 Pulau
Balean Kab. Banggai Luwuk
Timur
56 Pulau
Balebajo Kab. Banggai Luwuk
Timur
57 Pulau
Balebe Kab. Banggai Tinangkung
58 Pulau
Baloba Kab. Morowali Menui
59 Pulau
Bambu Besar Kab. Tojo Una-Una Unauna
60 Pulau
Bambu Kecil Kab. Tojo Una-Una Unauna
61 Pulau
Bandang Besar Kab. Banggai Banggai
62 Pulau
Banggai 1 Kab. Banggai Banggai
63 Pulau
Banggai 2 Kab. Banggai Banggai
64 Pulau
Banggai 3 Kab. Banggai Banggai
65 Pulau
Bangkau Kab. Tojo Una-Una Unauna
66 Pulau
Bangkau Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
67 Pulau
Bangkawang Besar Kab. Tojo Una-Una Unauna
68 Pulau
Bangkawang Kecil Kab. Tojo Una-Una Unauna
69 Pulau
Bango Kab. Banggai Pagimana
70 Pulau
Bango Kab. Tojo Una-Una Walea
Besar
71 Pulau Bano Kab. Tojo
Una-Una Unauna
72 Pulau
Bantayan Kab. Toli-Toli Ogodeide
73 Pulau Bapa Kab. Morowali Bungku
74 Pulau
Barabatu Kab. Buol Karamat
75 Pulau
Barani Kab. Morowali Petasia
76 Pulau
Baruba Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
77 Pulau
Basumpelan Kab. Banggai Lamala
78 Pulau
Batakundamo Kab. Banggai Bualemo
79 Pulau
Batongo Kab. Tojo Una-Una Togean
80 Pulau
Batongo Dalam Kab. Tojo Una-Una Togean
81 Pulau
Batongo Luar Kab. Tojo Una-Una Togean
82 Pulau Batu Kab. Donggala Balaesang
83 Pulau Batu Kab. Morowali Bungku Utara
84 Pulau Batu
Anyur Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
85 Pulau
Batubalobos Kab. Banggai Tinangkung
86 Pulau
Batubalu Kab. Tojo Una-Una Unauna
87 Pulau
Batubalu Kecil Kab. Tojo Una-Una Unauna
88 Pulau
Batubindana Kab. Banggai Tinangkung
89 Pulau
Batubulung Kab. Banggai Kepulauan Labobo
90 Pulau
Batudaka Kab. Tojo Una-Una Unauna
91 Pulau
Batudua Kab. Tojo Una-Una Unauna
92 Pulau
Batuempat Kab. Tojo Una-Una Unauna
93 Pulau
Batuilongoti Kab. Banggai Tinangkung
94 Pulau
Batukalamata Kab. Banggai Kepulauan Liang
95 Pulau
Batukapal Kab. Banggai Totikum
96 Pulau
Batukapal Kab. Banggai Kepulauan Labobo
97 Pulau
Batukapal Kab. Banggai Kepulauan Liang
98 Pulau
Batukembar Besar Kab. Morowali Bungku
Utara
99 Pulau
Batukembar Kecil Kab. Morowali Bungku
Utara
100 Pulau
Batukere Kab. Tojo Una-Una Unauna
101 Pulau
Batukeredua Kab. Tojo Una-Una Unauna
102 Pulau
Batulayar Kab. Buol Paleleh
103 Pulau
Batulumayagu Kab. Buol Paleleh
104 Pulau
Batulumoto Kab. Tojo Una-Una Unauna
105 Pulau
Batumaling Kab. Banggai Kepulauan Liang
106 Pulau
Batumandi Kab. Morowali Petasia
107 Pulau
Batumanu Kab. Morowali Bungku
108 Pulau
Batumasou Besar Kab. Tojo Una-Una Togean
109 Pulau
Batumasou Kecil Kab. Tojo Una-Una Togean
110 Pulau
Batumoute Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
111 Pulau
Batupanapi Kab. Banggai Tinangkung
112 Pulau Batupandak Kab. Banggai Tinangkung
113 Pulau
Batupayung Kab. Morowali Petasia
114 Pulau
Batupiing Kab. Banggai Tinangkung
115 Pulau
BatusampuU Kab. Tojo Una-Una Togean
116 Pulau
Batusatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
117 Pulau
Batusosoat Kab. Banggai Banggai
118 Pulau
Batutanjung Kab. Morowali Petasia
119 Pulau
Batutanjungpamali Kab. Banggai Totikum
120 Pulau
Batutombal Kab. Tojo Una-Una Togean
121 Pulau Bei Kab. Tojo Una-Una Unauna
122 Pulau Bembe Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
123 Pulau Bembe
Saluan Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
124 Pulau
Bendera Kab. Tojo Una-Una Unauna
125 Pulau
Betabu Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
126 Pulau Bida Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
127 Pulau
Binangkulong Kab. Tojo Una-Una Togean
128 Pulau
Binotik Kab. Banggai Kepulauan Labobo
129 Pulau
Bittinabolonan Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
130 Pulau Boba Kab. Morowali Bungku Utara
131 Pulau
Bobaku Kecil Kab. Tojo Una-Una Unauna
132 Pulau
Bobeteng Kab. Banggai Tinangkung
133 Pulau Bobo
Babasal Kab. Banggai Kepulauan Liang
134 Pulau Bobo
Pauno Kab. Banggai Kepulauan Liang
135 Pulau Bobu
Dalam Kab. Banggai Tinangkung
136 Pulau Bobu
Luar Kab. Banggai Tinangkung
137 Pulau Boe Kab. Banggai Pagimana
138 Pulau Boe Kab. Morowali Menui
139 Pulau Boe Kab. Tojo
Una-Una Unauna
140 Pulau
Bogoang Kab. Donggala Sojol
Utara
141 Pulau Bokan
Besar Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
142 Pulau Bokan
Kecil Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
143 Pulau Boki Kab. Buol Paleleh Barat
144 Pulau Boko Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
145 Pulau Bolak Kab. Banggai Bualemo
146 Pulau Bole Kab. Toli-Toli Ogodeide
147 Pulau
Bolilanga Kab. Tojo Una-Una Togean
148 Pulau
Boloki Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
149 Pulau
Bolonan Totonggo Kab. Banggai Kepulauan Liang
150 Pulau
Bolopondora Kab. Tojo Una-Una Unauna
151 Pulau
Bolosumpi Kab. Morowali Petasia
152 Pulau Bonde Kab. Tojo
Una-Una Unauna
153 Pulau
Bonebae Besar Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
154 Pulau
Bonebae Diki Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
155 Pulau
Bongunang Kab. Banggai Bulagi
Selatan
156 Pulau
Boniton Barat Kab. Banggai Totikum
157 Pulau
Boniton Selatan Kab. Banggai Totikum
158 Pulau
Bontoala Kab. Tojo Una-Una Unauna
159 Pulau
Botuki Kab. Banggai Kepulauan Liang
160 Pulau
Botumbakbabasal Kab. Banggai Tinangkung
161 Pulau
Botumbakpauno Kab. Banggai Tinangkung
162 Pulau
Boyommaute Kab. Banggai Kepulauan Liang
163 Pulau
Boyommemela Kab. Banggai Kepulauan Liang
164 Pulau
Buagala Kab. Morowali Bungku
165 Pulau
Bualan Pauno Kab. Banggai Kepulauan Liang
166 Pulau Buaya Kab. Morowali Bungku
167 Pulau Buaya Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
168 Pulau
Bukabuka Kab. Tojo Una-Una Ampanatete
169 Pulau
Bukang Kab. Morowali Menui
170 Pulau
Bukato Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
171 Pulau
Bulangka Kab. Parigi Moutong Moutong
172 Pulau
Bulanto Kab. Tojo Una-Una Unauna
173 Pulau
Bulitokodua Kab. Tojo Una-Una Unauna
174 Pulau
Bulitokosatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
175 Pulau
Bulitokotiga Kab. Tojo Una-Una Unauna
176 Pulau
Buloko Besar Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
177 Pulau
Buloko Dua Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
178 Pulau
Buloko Satu Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
179 Pulau
Bulutan Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
180 Pulau
Bunginmangasa Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
181 Pulau
Bungintende Kab. Morowali Bungku
182 Pulau
Bungintimbe Kab. Morowali Petasia
183 Pulau
Bungko Kab. Morowali Petasia
184 Pulau Buntu Kab. Morowali Bungku
185 Pulau Buol Kab. Toli-Toli Ogodeide
186 Pulau
Buolan Babasal Kab. Banggai Kepulauan Liang
187 Pulau Busak Kab. Buol Karamat
188 Pulau Buton Kab. Tojo
Una-Una Unauna
189 Pulau Buton
Basar Kab. Tojo Una-Una Togean
190 Pulau Buton
Diki Kab. Tojo Una-Una Togean
191 Pulau Buton
Kecil Kab. Tojo Una-Una Unauna
192 Pulau
Butosahi Kab. Tojo Una-Una Unauna
193 Pulau Buwau Kab. Banggai
Kepulauan Liang
194 Pulau Cabi Kab. Toli-Toli Unauna
195 Pulau
Cacara Kab. Donggala Balaesang
196 Pulau
Cicere Kab. Banggai Tinangkung
197 Pulau Curi
Kecil Kab. Tojo
Una-Una Unauna
198 Pulau
Dabuolot Kab. Tojo Una-Una Unauna
199 Pulau Dada Kab. Tojo
Una-Una Unauna
200 Pulau
Daengalidua Kab. Tojo Una-Una Unauna
201 Pulau
Daengalisatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
202 Pulau
Dagabirunidua Kab. Tojo Una-Una Unauna
203 Pulau
Dagabirunisatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
204 Pulau
Dagabirunitiga Kab. Tojo Una-Una Unauna
205 Pulau
Dambila Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
206 Pulau
Dampi, Toko Kab. Morowali Petasia
207 Pulau
Delapandelapan Kab. Tojo Una-Una Walea Besar
208 Pulau
Delapandua Kab. Tojo Una-Una Walea Besar
209 Pulau
Delapanempat Kab. Tojo Una-Una Walea Besar
210 Pulau
Delapanenam Kab. Tojo Una-Una Walea Besar
211 Pulau
Delapanlima Kab. Tojo Una-Una Walea Besar
212 Pulau
Delapansatu Kab. Tojo Una-Una Walea Besar
213 Pulau
Delapantujuh Kab. Tojo Una-Una Walea Besar
214 Pulau Dii Kab. Parigi Moutong Ampibabo
215 Pulau
Dilana Kab. Poso Pamona Utara
216 Pulau Dilao Kab. Tojo
Una-Una Togean
217 Pulau Dilao Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
218 Pulau
Dilepan Kab. Banggai Buko
219 Pulau
Dolangan Kab. Toli-Toli Ogodeide
220 Pulau
Dolangan Kab. Toli-Toli Tolitoli
Utara
221 Pulau
Dolangonpongko Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
222 Pulau
Dolungun Kab. Banggai Tinangkung
223 Pulau
Dongkala Kab. Morowali Menui
224 Pulau
Dongkala Kab. Parigi Moutong Ampibabo
225 Pulau DoO Kab. Tojo
Una-Una Unauna
226 Pulau Dua Kab. Morowali Petasia
227 Pulau Dua
Besar Kab. Tojo Una-Una Togean
228 Pulau Dua
Darat Kab. Morowali Bungku
229 Pulau Dua
Kecil Kab. Morowali Petasia
230 Pulau Dua
Laut Kab. Morowali Bungku
231 Pulau
Duadua Kab. Tojo Una-Una Unauna
232 Pulau
Duaempat Kab. Tojo Una-Una Unauna
233 Pulau
Dualima Kab. Tojo Una-Una Unauna
234 Pulau
Duangan Kab. Tojo Una-Una Unauna
235 Pulau
Duasamusia Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
236 Pulau
Duasatu Kab. Tojo Una-Una Ampanatete
237 Pulau
Duasatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
238 Pulau
Duatiga Kab. Tojo Una-Una Unauna
239 Pulau Dulla Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
240 Pulau
Duyung Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
241 Pulau Elena Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
242 Pulau
Endamai Kab. Banggai Kepulauan Liang
243 Pulau
Fatunakarui Kab. Tojo Una-Una Togean
244 Pulau FoO Kab. Tojo
Una-Una Unauna
245 Pulau Gagak Kab. Morowali Petasia
246 Pulau
Galula Kab. Banggai Kepulauan Liang
247 Pulau Gama Kab. Tojo
Una-Una Togean
248 Pulau
Gambir Kab. Tojo Una-Una Unauna
249 Pulau
Gandeng Kab. Tojo Una-Una Unauna
250 Pulau
Ganemo Kab. Banggai Kepulauan Liang
251 Pulau
Gantale Kab. Buol Lipunoto
252 Pulau
Gawangdua Kab. Tojo Una-Una Unauna
253 Pulau
Gawangsatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
254 Pulau
Giolan Kab. Banggai Pagimana
255 Pulau
Giombang Kab. Parigi Moutong Tomini
256 Pulau
Gogarungan Kab. Tojo Una-Una Unauna
257 Pulau
Hamusing Kab. Tojo Una-Una Unauna
258 Pulau
Hangatan Kab. Banggai Tinangkung
259 Pulau
Hapahapa Besar Kab. Morowali Bungku
Utara
260 Pulau
Hapahapa Kecil Kab. Morowali Bungku
Utara
261 Pulau
Harapan Kab. Morowali Menui
262 Pulau Hol
Dalem Kab. Morowali Petasia
263 Pulau Ida Kab. Tojo Una-Una Unauna
264 Pulau Ike Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
265 Pulau
Indian Kab. Tojo Una-Una Unauna
266 Pulau
Indokdimak Kab. Toli-Toli Ogodeide
267 Pulau
Indoklampido Kab. Toli-Toli Ogodeide
268 Pulau
Itekitek Kab. Banggai Luwuk
Timur
269 Pulau Jahar Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
270 Pulau Jamba Kab. Tojo
Una-Una Unauna
271 Pulau Janda Kab. Tojo
Una-Una Unauna
272 Pulau
Janggilu Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
273 Pulau
Janggu Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
274 Pulau
Jarengkeng Kab. Morowali Menui
275 Pulau
Jembata Kab. Tojo Una-Una Togean
276 Pulau Jen Kab. Morowali Menui
277 Pulau
Jendela Kab. Tojo Una-Una Togean
278 Pulau
Jendela Kab. Tojo Una-Una Unauna
279 Pulau
Jendela Barat Kab. Tojo Una-Una Togean
280 Pulau
Jendela Tengah Kab. Tojo Una-Una Togean
281 Pulau
Jendela Timur Kab. Tojo Una-Una Togean
282 Pulau
Jendela Utara Kab. Tojo Una-Una Togean
283 Pulau Jiba Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
284 Pulau Jin Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
285 Pulau
Jobang Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
286 Pulau
Jobong Dikki Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
287 Pulau Jono Kab. Donggala Balaesang
288 Pulau
Jurumudi Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
289 Pulau
Kabetan Kab. Toli-Toli Ogodeide
290 Pulau
Kadidiri Besar Kab. Tojo Una-Una Togean
291 Pulau
Kadidiri Kecil Kab. Tojo Una-Una Togean
292 Pulau
Kadoda Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
293 Pulau
Kadongkalang Kab. Tojo Una-Una Togean
294 Pulau
Kaidung Kab. Toli-Toli Dampal
Utara
295 Pulau
Kaindang Kab. Banggai Buko
296 Pulau
Kakata Kab. Tojo Una-Una Unauna
297 Pulau
Kalalung Kab. Tojo Una-Una Unauna
298 Pulau
Kalalungdua Kab. Tojo Una-Una Unauna
299 Pulau
Kalalungempat Kab. Tojo Una-Una Unauna
300 Pulau
Kalalunglima Kab. Tojo Una-Una Unauna
301 Pulau
Kalalungsatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
302 Pulau
Kalalungtiga Kab. Tojo Una-Una Unauna
303 Pulau Kale Kab. Tojo
Una-Una Unauna
304 Pulau
Kalemo Kab. Tojo Una-Una Togean
305 Pulau Kalia
Dalam Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
306 Pulau Kalia
Luar Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
307 Pulau Kallo Kab. Tojo
Una-Una Unauna
308 Pulau Kalo Kab. Banggai
Kepulauan Labobo
309 Pulau
Kalomba Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
310 Pulau
Kalora Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
311 Pulau
Kaopaisu Kab. Banggai Kepulauan Liang
312 Pulau Kapal Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
313 Pulau Kapas Kab. Toli-Toli Dakopamean
314 Pulau
Karama Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
315 Pulau
Karang Batuputih Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
316 Pulau
Karangpuana Kab. Donggala Banawa
Tengah
317 Pulau
Karantu Kab. Morowali Bungku
318 Pulau
Karantu Kab. Morowali Petasia
319 Pulau
Karina Kab. Tojo Una-Una Togean
320 Pulau
Karina Selatan Kab. Tojo Una-Una Togean
321 Pulau
Karina Utara Kab. Tojo Una-Una Togean
322 Pulau
Kasojo Kab. Tojo Una-Una Unauna
323 Pulau
Kasojodua Kab. Tojo Una-Una Unauna
324 Pulau
Kasojosatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
325 Pulau
Katela Kab. Tojo Una-Una Unauna
326 Pulau
Katupa Besar Kab. Donggala Balaesang
327 Pulau
Katupa Kecil Kab. Donggala Balaesang
328 Pulau
Kaumotul Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
329 Pulau
Kayangan Kab. Morowali Menui
330 Pulau
Kayomedelapan Kab. Tojo Una-Una Unauna
331 Pulau
Kayomedua Kab. Tojo Una-Una Unauna
332 Pulau
Kayomeduabelas Kab. Tojo Una-Una Unauna
333 Pulau
Kayomeempat Kab. Tojo Una-Una Unauna
334 Pulau Kayomeenam Kab. Tojo
Una-Una Unauna
335 Pulau
Kayomelima Kab. Tojo Una-Una Unauna
336 Pulau
Kayomerirayaempat Kab. Tojo Una-Una Unauna
337 Pulau
Kayomerirayalima Kab. Tojo Una-Una Unauna
338 Pulau
Kayomerirayasatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
339 Pulau
Kayomerirayatiga Kab. Tojo Una-Una Unauna
340 Pulau
Kayomesatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
341 Pulau
Kayomesebelas Kab. Tojo Una-Una Unauna
342 Pulau
Kayomesembilan Kab. Tojo Una-Una Unauna
343 Pulau
Kayometiga Kab. Tojo Una-Una Unauna
344 Pulau Kayometigabelas Kab. Tojo
Una-Una Unauna
345 Pulau
Kayometujuh Kab. Tojo Una-Una Unauna
346 Pulau
Kayomrirayadua Kab. Tojo Una-Una Unauna
347 Pulau
Kekelanambosuan Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
348 Pulau
Kelakela Kab. Banggai Tinangkung
349 Pulau Kelapa Kab. Morowali Bungku Utara
350 Pulau
Kelapa Kab. Morowali Petasia
351 Pulau Kem
Besar Kab. Tojo Una-Una Unauna
352 Pulau Kem
Kecil Kab. Tojo Una-Una Unauna
353 Pulau
Kembongan Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
354 Pulau Kenau Kab. Banggai Banggai
355 Pulau Kenau
Kecil Kab. Banggai Banggai
356 Pulau
Kepita2 Kab. Banggai Tinangkung
357 Pulau
Kepita3 Kab. Banggai Tinangkung
358 Pulau
Kepita4 Kab. Banggai Tinangkung
359 Pulau
Kepita5 Kab. Banggai Tinangkung
360 Pulau
Kepita6 Kab. Banggai Tinangkung
361 Pulau
Kepita7 Kab. Banggai Tinangkung
362 Pulau
Ketapang Besar Kab. Tojo Una-Una Unauna
363 Pulau
Ketapang Kecil Kab. Tojo Una-Una Unauna
364 Pulau Kiapu
Besar Kab. Tojo Una-Una Unauna
365 Pulau Kiapu
Kecil Kab. Tojo Una-Una Unauna
366 Pulau
Kinait Kab. Banggai Kepulauan Liang
367 Pulau
Kinaput Kab. Banggai Kepulauan Liang
368 Pulau
Kinayut Kab. Banggai Tinangkung
369 Pulau Kinda Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
370 Pulau Kobor Kab. Banggai Pagimana
371 Pulau
Koikoila Kab. Morowali Menui
372 Pulau Koko Kab. Tojo
Una-Una Unauna
373 Pulau Koko Kab. Toli-Toli Dampal Utara
374 Pulau Kokoh Kab. Morowali Menui
375 Pulau
Kokudang Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
376 Pulau
Kokudang Pauno Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
377 Pulau
Kokumbi Kab. Tojo Una-Una Togean
378 Pulau
Kokuni Kab. Banggai Buko
379 Pulau Kollo Kab. Donggala Balaesang
380 Pulau
Kolobunta Kab. Morowali Bungku
Utara
381 Pulau
Kompakatan Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
382 Pulau Kopa Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
383 Pulau
Korolaki Kab. Morowali Petasia
384 Pulau Koulu Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
385 Pulau
Kovelan Kab. Tojo Una-Una Unauna
386 Pulau
Koyobunga Kab. Banggai Kepulauan Liang
387 Pulau
Kramat Kab. Banggai Banggai
388 Pulau
Kramat Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
389 Pulau
Kramatbesar Kab. Tojo Una-Una Walea Besar
390 Pulau
Kramatdua Kab. Tojo Una-Una Walea Besar
391 Pulau
Kramatsatu Kab. Tojo Una-Una Walea Besar
392 Pulau Kubur Kab. Morowali Bungku Utara
393 Pulau Kubur Kab. Parigi
Moutong Tomini
394 Pulau Kubur Kab. Tojo
Una-Una Unauna
395 Pulau
Kukulan Kab. Tojo Una-Una Unauna
396 Pulau
Kukulandua Kab. Tojo Una-Una Unauna
397 Pulau
Kukulanempat Kab. Tojo Una-Una Unauna
398 Pulau
Kukulanenam Kab. Tojo Una-Una Unauna
399 Pulau
Kukulanlima Kab. Tojo Una-Una Unauna
400 Pulau
Kukulansatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
401 Pulau
Kukulantiga Kab. Tojo Una-Una Unauna
402 Pulau
Kulangkulang Kab. Morowali Petasia
403 Pulau
Kulingkima Kab. Morowali Menui
404 Pulau Kunau Kab. Tojo
Una-Una Unauna
405 Pulau Kunau
Kecil Kab. Tojo Una-Una Unauna
406 Pulau Kuros Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
407 Pulau
Kuweang Kab. Banggai Tinangkung
408 Pulau Kuyup Kab. Buol Paleleh
409 Pulau
Labarani Besar Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
410 Pulau Labarani
Kecil Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
411 Pulau
Labobo Kab. Banggai Kepulauan Labobo
412 Pulau
Labobo Pauno Kab. Banggai Kepulauan Labobo
413 Pulau
Labolong Kab. Donggala Balaesang
414 Pulau
Labota Kab. Morowali Petasia
415 Pulau
Labota Besar Kab. Morowali Petasia
416 Pulau
Labota Kecil Kab. Morowali Petasia
417 Pulau
Labuasore Kab. Parigi Moutong Tomini
418 Pulau
Labugis Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
419 Pulau Laebo Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
420 Pulau
Lajanggi Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
421 Pulau
Lajanggi Besar Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
422 Pulau
Lalangan Kab. Morowali Petasia
423 Pulau
Lalangan Kecil Kab. Morowali Petasia
424 Pulau
Lalongo Kab. Banggai Bulagi
Selatan
425 Pulau
Lambeke Kab. Morowali Menui
426 Pulau
Lambolo Kab. Morowali Petasia
427 Pulau
Lambolo Kecil Kab. Morowali Petasia
428 Pulau Lamo Kab. Banggai
Kepulauan Liang
429 Pulau Langa
Bulunna Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
430 Pulau
Langgadoa Kab. Banggai Tinangkung
431 Pulau
Langkayut Kab. Banggai Kepulauan Liang
432 Pulau Laodo Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
433 Pulau
Lasombelo Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
434 Pulau Lason Kab. Parigi
Moutong Tomini
435 Pulau
Latebu Kab. Tojo Una-Una Unauna
436 Pulau Laut Kab. Donggala Balaesang
437 Pulau
Leelang Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
438 Pulau Leles Kab. Banggai
Kepulauan Bokan Kepulauan
439 Pulau
Lemari Kab. Buol Paleleh
440 Pulau
Lembolaro Kab. Morowali Menui
441 Pulau Lemo Kab. Morowali Bungku
442 Pulau
Lemolemo Kab. Morowali Menui
443 Pulau Lera Kab. Morowali Menui
444 Pulau
Lesampuang Kab. Banggai Buko
445 Pulau
Lesampuanmarintas Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
446 Pulau
Lesman Kab. Buol Paleleh
447 Pulau
Lewuto Kab. Donggala Lindu
448 Pulau
Lewuto Bete Kab. Donggala Banawa
449 Pulau
Lewuto Kido Kab. Donggala Banawa
450 Pulau
Lewutona Kab. Donggala Banawa
Tengah
451 Pulau
Libutonsosi Kab. Toli-Toli Ogodeide
452 Pulau
Lindosatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
453 Pulau
Lindotiga Kab. Tojo Una-Una Unauna
454 Pulau
Lingayan Kab. Toli-Toli Dampal
Utara
455 Pulau
Lingian Kab. Toli-Toli Dampal
Utara
456 Pulau
Lingogi Kab. Tojo Una-Una Togean
457 Pulau
Lingogi Kecil Kab. Tojo Una-Una Togean
458 Pulau
Linsalon Kab. Banggai Kepulauan Liang
459 Pulau
Linsaweh Kab. Banggai Kepulauan Liang
460 Pulau
Liutonmantamantan Kab. Tojo Una-Una Unauna
461 Pulau
Lobitoloi Kab. Banggai Banggai
462 Pulau
Lobunon Kab. Banggai Kepulauan Liang
463 Pulau Loe Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
464 Pulau Loiso Kab. Banggai
Kepulauan Bokan Kepulauan
465 Pulau Loiso
Pauno Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
466 Pulau Lokoi Kab. Banggai
Kepulauan Bangkurung
467 Pulau Lokoi Kab. Banggai
Kepulauan Bokan Kepulauan
468 Pulau
Lokotoi Besar Kab. Banggai Banggai
469 Pulau
Lokotoi Kecil Kab. Banggai Banggai
470 Pulau
Lokotoi Kecil Barat Kab. Banggai Banggai
471 Pulau
Lokotoi Kecil Tengah Kab. Banggai Banggai
472 Pulau
Lolayo Kab. Parigi Moutong Moutong
473 Pulau
Lolite Babasal Kab. Banggai Kepulauan Liang
474 Pulau
Lolite Pauno Kab. Banggai Kepulauan Liang
475 Pulau
Lolompong Kab. Banggai Tinangkung
476 Pulau
Lolopang Kab. Tojo Una-Una Unauna
477 Pulau
Lomunan Kab. Banggai Kepulauan Liang
478 Pulau Lono
Basal Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
479 Pulau Lono
Pauno Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
480 Pulau Luang
Dalam Kab. Toli-Toli Basidondo
481 Pulau Luang
Luar Kab. Toli-Toli Basidondo
482 Pulau
Lumbano Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
483 Pulau
Lunasbalu Kab. Morowali Menui
484 Pulau
Luokdua Kab. Tojo Una-Una Unauna
485 Pulau
Luoknyodua Kab. Tojo Una-Una Unauna
486 Pulau
Luoknyosatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
487 Pulau
Luoksatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
488 Pulau
Luoktiga Kab. Tojo Una-Una Unauna
489 Pulau
Luppasang Kab. Tojo Una-Una Unauna
490 Pulau
Lutungan Kab. Toli-Toli Baolan
491 Pulau Luwok Kab. Banggai Bulagi Selatan
492 Pulau Maama Kab. Banggai Luwuk Timur
493 Pulau Macan Kab. Morowali Bungku Utara
494 Pulau
Madiki Kecil Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
495 Pulau
Madiki Matarang Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
496 Pulau
Mahode Kab. Morowali Menui
497 Pulau
Makabalu Kab. Toli-Toli Ogodeide
498 Pulau
Makatata Kab. Parigi Moutong Parigi Selatan
499 Pulau
Makita Kab. Morowali Menui
500 Pulau
Malabakung Kab. Banggai Luwuk
Timur
501 Pulau
Malalang Kab. Parigi Moutong Tomini
502 Pulau
Malamdigo Kab. Toli-Toli Ogodeide
503 Pulau
Malenge Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
504 Pulau
Mallangan Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
505 Pulau
Mallatan Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
506 Pulau
Mamasigi Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
507 Pulau Mambo Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
508 Pulau
Mamuda Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
509 Pulau
Mandar Kab. Morowali Petasia
510 Pulau
Mandayang Kab. Banggai Buko
511 Pulau
Mangkudu Kab. Tojo Una-Una Unauna
512 Pulau
Mangkududua Kab. Tojo Una-Una Unauna
513 Pulau
Mangkudusatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
514 Pulau Mano Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
515 Pulau
Mantan, Togong Kab. Banggai Luwuk
Timur
516 Pulau
Mantawalu Daka Kab. Banggai Bualemo
517 Pulau
Mantawalu Ise Kab. Banggai Bualemo
518 Pulau
Manuk, Togong Kab. Banggai Pagimana
519 Pulau
Manukmanuk Kab. Donggala Sojol
Utara
520 Pulau
Maputi Kab. Donggala Sojol
521 Pulau
Marangkana Kab. Morowali Petasia
522 Pulau
Marege Kab. Morowali Menui
523 Pulau
Marhabadua Kab. Tojo Una-Una Unauna
524 Pulau
Marhabaempat Kab. Tojo Una-Una Unauna
525 Pulau
Marhabasatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
526 Pulau
Marhabatiga Kab. Tojo Una-Una Unauna
527 Pulau
Masadian Kab. Morowali Menui
528 Pulau
Masandang Kab. Banggai Bulagi
Selatan
529 Pulau
Masepe Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
530 Pulau
Masibuk Kab. Banggai Kepulauan Liang
531 Pulau Mato Kab. Morowali Menui
532 Pulau Mato
Kecil Selatan Kab. Banggai Banggai
533 Pulau Mato
Kecil Utara Kab. Banggai Banggai
534 Pulau Mato
Selatan Kab. Banggai Banggai
535 Pulau Mato
Utara Dalam Kab. Banggai Banggai
536 Pulau Mato
Utara Luar Kab. Banggai Banggai
537 Pulau Mato
Utara Tengah Kab. Banggai Banggai
538 Pulau
Mauwang Kab. Banggai Bualemo
539 Pulau
Mboede Kab. Tojo Una-Una Unauna
540 Pulau
Mboganda Kab. Tojo Una-Una Unauna
541 Pulau
Mbokilibesar Kab. Banggai Tinangkung
542 Pulau
Mbomboleh Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
543 Pulau
Mborunding Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
544 Pulau
Mbositiempat Kab. Tojo Una-Una Unauna
545 Pulau
Mbositisatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
546 Pulau
Mbosititiga Kab. Tojo Una-Una Unauna
547 Pulau
Mbumbu Kab. Banggai Tinangkung
548 Pulau Menui Kab. Morowali Menui
549 Pulau Milok Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
550 Pulau
Minanga Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
551 Pulau Mmbo
Blandang Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
552 Pulau Mmbo
Die Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
553 Pulau Mmbo
Hada Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
554 Pulau Mmbo
Keje Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
555 Pulau Mmbo
Leleng Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
556 Pulau Mmbo
Rakimang Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
557 Pulau Mmbo
Sahamang Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
558 Pulau Mmbo
Sidur Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
559 Pulau Mmbo
Sinani Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
560 Pulau Mmbo
Sinning Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
561 Pulau Mmbo
Sumilla Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
562 Pulau Mmbo
Tannu Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
563 Pulau Mmbo
Tedu Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
564 Pulau
Mmboteppa Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
565 Pulau Mogo
Besar Kab. Tojo Una-Una Togean
566 Pulau Mogo
Kecil Kab. Tojo Una-Una Togean
567 Pulau
Molilis Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
568 Pulau
Molilisoluno Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
569 Pulau
Monding Kab. Tojo Una-Una Togean
570 Pulau
Mongunbasan Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
571 Pulau
Monsolonian Babasal Kab. Banggai Kepulauan Liang
572 Pulau
Monsolonian Pauno Kab. Banggai Kepulauan Liang
573 Pulau
Motilmomeng Kab. Banggai Kepulauan Liang
574 Pulau
Muhamad Saleh Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
575 Pulau
Mukalayo Kab. Banggai Banggai
576 Pulau Nal Kab. Banggai Kepulauan Liang
577 Pulau Nama
Orang Kab. Tojo Una-Una Togean
578 Pulau Narau Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
579 Pulau Nefo Kab. Tojo
Una-Una Ampanatete
580 Pulau Nenas Kab. Toli-Toli Dampal Utara
581 Pulau
Nenebulo Kab. Tojo Una-Una Unauna
582 Pulau
Ngakdua Kab. Tojo Una-Una Unauna
583 Pulau
Ngakempat Kab. Tojo Una-Una Unauna
584 Pulau
Ngaksatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
585 Pulau
Ngaktiga Kab. Tojo Una-Una Unauna
586 Pulau Ngea Kab. Tojo
Una-Una Unauna
587 Pulau Ngek Kab. Tojo
Una-Una Unauna
588 Pulau
Nggilas Kab. Banggai Kepulauan Liang
589 Pulau Nipa Kab. Morowali Bungku Utara
590 Pulau
Nomula Kab. Banggai Tinangkung
591 Pulau
Noulas Kab. Banggai Buko
592 Pulau
Noutas Kab. Banggai Buko
593 Pulau
Olohatu Kab. Morowali Bungku
594 Pulau Olue Kab. Parigi
Moutong Moutong
595 Pulau
Olundua Kab. Banggai Buko
596 Pulau Onton Kab. Tojo
Una-Una Togean
597 Pulau Orang Kab. Donggala Balaesang
598 Pulau
Orogoan Kab. Tojo Una-Una Unauna
599 Pulau
Pabisi Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
600 Pulau
Pabunua Besar Kab. Donggala Balaesang
601 Pulau
Pabunua Kecil Kab. Donggala Balaesang
602 Pulau
Pabure Kab. Tojo Una-Una Togean
603 Pulau
Padabale Kab. Morowali Bungku
604 Pulau Padai
Darat Kab. Morowali Menui
605 Pulau Padai
Laut Kab. Morowali Menui
606 Pulau Padei Kab. Tojo
Una-Una Unauna
607 Pulau
Padopado Kab. Morowali Bungku
608 Pulau
Paeloa Kab. Tojo Una-Una Togean
609 Pulau
Pagidua Kab. Tojo Una-Una Unauna
610 Pulau
Pagisatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
611 Pulau Paita Kab. Tojo
Una-Una Togean
612 Pulau
Pajahora Kab. Tojo Una-Una Unauna
613 Pulau
Pajahora Kecil Kab. Tojo Una-Una Unauna
614 Pulau
Pajambana Kab. Banggai Kepulauan Liang
615 Pulau Pajir Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
616 Pulau
Pakere Kecil Kab. Tojo Una-Una Togean
617 Pulau Paku Kab. Morowali Bungku
618 Pulau
Pakuburan Kab. Morowali Bungku
619 Pulau
Pakuburan Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
620 Pulau
Pakuburan Selatan Kab. Morowali Bungku
621 Pulau
Paladan Besar Kab. Tojo Una-Una Walea Besar
622 Pulau
Paladan Kecil Kab. Tojo Una-Una Walea Besar
623 Pulau
Palaladua Kab. Tojo Una-Una Unauna
624 Pulau
Palalasatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
625 Pulau Palantoh Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
626 Pulau
Paligisan Kab. Toli-Toli Ogodeide
627 Pulau
Paligoga Kab. Tojo Una-Una Togean
628 Pulau
Palupalu Kab. Banggai Tinangkung
629 Pulau
Palupalubarat Doibundu Kab. Banggai Tinangkung
630 Pulau
Palupalubarat Tanga-Tanga Kab. Banggai Tinangkung
631 Pulau
Pamanukang Kab. Toli-Toli Ogodeide
632 Pulau
Panabali Kab. Tojo Una-Una Togean
633 Pulau
Pandan Kab. Morowali Petasia
634 Pulau
Pandat Kab. Morowali Menui
635 Pulau
Paneki Kab. Donggala Balaesang
636 Pulau
Paneki Kab. Tojo Una-Una Unauna
637 Pulau
Pangais Kab. Banggai Tinangkung
638 Pulau
Pangalasiang Kab. Donggala Sojol
639 Pulau
Pangempa Kab. Tojo Una-Una Togean
640 Pulau
Panget Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
641 Pulau
Paniki Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
642 Pulau
Panikipaleleh Kab. Buol Paleleh
643 Pulau
Panimbawang Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
644 Pulau
Panimbawang Kab. Morowali Bungku
645 Pulau
Panjang Kab. Buol Paleleh
646 Pulau
Panjang Kab. Morowali Petasia
647 Pulau
Panjang Kab. Tojo Una-Una Togean
648 Pulau
Panjang Kab. Tojo Una-Una Unauna
649 Pulau
Papadari Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
650 Pulau Papan Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
651 Pulau
Pasallah Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
652 Pulau Pasambo Kab. Tojo
Una-Una Togean
653 Pulau
Pasokan Kab. Banggai Luwuk
Timur
654 Pulau
Pasoso Kab. Donggala Balaesang
655 Pulau
Passalla Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
656 Pulau
Patabalanak Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
657 Pulau
Patola Kab. Tojo Una-Una Unauna
658 Pulau
Patolang Kab. Banggai Tinangkung
659 Pulau
Patoyandelapan Kab. Tojo Una-Una Unauna
660 Pulau
Patoyandua Kab. Tojo Una-Una Unauna
661 Pulau
Patoyanempat Kab. Tojo Una-Una Unauna
662 Pulau
Patoyanolima Kab. Tojo Una-Una Unauna
663 Pulau
Patoyanosembilan Kab. Tojo Una-Una Unauna
664 Pulau
Patoyanpotujuh Kab. Tojo Una-Una Unauna
665 Pulau
Patoyansatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
666 Pulau
Patoyantiga Kab. Tojo Una-Una Unauna
667 Pulau
Payaha Kab. Tojo Una-Una Unauna
668 Pulau
Payanong Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
669 Pulau
Payung Kab. Tojo Una-Una Unauna
670 Pulau Pedal Kab. Banggai
Kepulauan Labobo
671 Pulau
Pekuburan Kab. Morowali Menui
672 Pulau
Pelelang Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
673 Pulau Peling Kab. Banggai
Kepulauan Liang
674 Pulau
Pembantaian Kab. Morowali Menui
675 Pulau
Pemoaya Kab. Morowali Menui
676 Pulau Pendu Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
677 Pulau
Pengia Kab. Morowali Petasia
678 Pulau
Peposo Kab. Banggai Buko
679 Pulau Perak Kab. Toli-Toli Unauna
680 Pulau
Pinasa, Toko Kab. Morowali Petasia
681 Pulau
Pinjan Kab. Toli-Toli Tolitoli
Utara
682 Pulau
Pippeng Kab. Donggala Balaesang
683 Pulau
Pobongkoli Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
684 Pulau
Ponebean Kab. Parigi Moutong Moutong
685 Pulau
Pongko Kab. Tojo Una-Una Togean
686 Pulau
Pongko Kab. Tojo Una-Una Unauna
687 Pulau
Poniki Kab. Banggai Bunta
688 Pulau
Pontiana Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
689 Pulau
Pontianak Kab. Tojo Una-Una Unauna
690 Pulau
Pontong Kab. Parigi Moutong Bolano
Lambuno
691 Pulau
Poposan Kab. Buol Buko
692 Pulau
Poposon Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
693 Pulau
Poposon Pauno Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
694 Pulau
Popowabangus Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
695 Pulau
Popowabatu Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
696 Pulau
Popowabulusan Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
697 Pulau
Popowalipu Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
698 Pulau
Popowapulung Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
699 Pulau
Popowatanga Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
700 Pulau
Popowatapon Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
701 Pulau
Porokida Kab. Tojo Una-Una Unauna
702 Pulau
Porokidadua Kab. Tojo Una-Una Unauna
703 Pulau
Porokidasatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
704 Pulau
Potean Kab. Tojo Una-Una Unauna
705 Pulau
Poteang Kab. Morowali Menui
706 Pulau
Poteang Kab. Toli-Toli Ogodeide
707 Pulau
Powatunda Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
708 Pulau
Poyadua Kab. Tojo Una-Una Unauna
709 Pulau Poyaempat Kab. Tojo
Una-Una Unauna
710 Pulau
Poyalima Kab. Tojo Una-Una Unauna
711 Pulau
Poyasatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
712 Pulau
Poyatiga Kab. Tojo Una-Una Unauna
713 Pulau Puk Kab. Tojo
Una-Una Unauna
714 Pulau
Pulaudua Kab. Toli-Toli Ogodeide
715 Pulau
Pulaudua Barat Kab. Toli-Toli Ogodeide
716 Pulau
Pulaudua Timur Kab. Toli-Toli Ogodeide
717 Pulau
Pulautiga Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
718 Pulau
Pulias Kab. Toli-Toli Ogodeide
719 Pulau Pulo Kab. Donggala Balaesang
720 Pulau
Putoabu Kab. Tojo Una-Una Unauna
721 Pulau
Putoama Kab. Tojo Una-Una Unauna
722 Pulau
Putoama Kecil Kab. Tojo Una-Una Unauna
723 Pulau Raja Kab. Buol Paleleh Barat
724 Pulau
Rajagunung Kab. Morowali Bungku
725 Pulau
Rejeki Kab. Morowali Menui
726 Pulau
Ringgi Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
727 Pulau
Rompoiladan Kab. Tojo Una-Una Unauna
728 Pulau Rua
Balaki, Togong Kab. Banggai Balantak
729 Pulau Rua,
Morio Kab. Banggai Balantak
730 Pulau
Rumbia Kab. Morowali Bungku
Utara
731 Pulau Saana
Besar Kab. Tojo Una-Una Togean
732 Pulau Saana
Kecil Kab. Tojo Una-Una Togean
733 Pulau
Sabalande Kab. Banggai Buko
734 Pulau
Sabian Kab. Banggai Buko
735 Pulau Sabol Kab. Banggai
Kepulauan Bokan Kepulauan
736 Pulau
Sabundu Kab. Banggai Bulagi
Selatan
737 Pulau Sagu Kab. Banggai
Kepulauan Liang
738 Pulau Saha Kab. Tojo
Una-Una Unauna
739 Pulau Saido Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
740 Pulau
Sainoa Kab. Morowali Bungku
741 Pulau
Sakabirun Kab. Morowali Bungku
742 Pulau
Salabangka Kab. Morowali Bungku
743 Pulau
Salaka Kab. Tojo Una-Una Unauna
744 Pulau
Salambangan Kab. Banggai Buko
745 Pulau
Salando Kab. Toli-Toli Dako
Pamean
746 Pulau Sama Kab. Parigi
Moutong Moutong
747 Pulau
Samambulit Kab. Banggai Buko
748 Pulau
Samarengga Kab. Morowali Menui
749 Pulau
Sambujang Kab. Toli-Toli Ogodeide
750 Pulau
Sangean Babasal Kab. Banggai Kepulauan Liang
751 Pulau
Sangeyan Babasal Kab. Banggai Kepulauan Liang
752 Pulau
Sanjangan Kab. Toli-Toli Ogodeide
753 Pulau
Sansuri Kab. Tojo Una-Una Unauna
754 Pulau
Santigi Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
755 Pulau
Sapili Kab. Banggai Buko
756 Pulau
Sartina Kab. Morowali Menui
757 Pulau
Sasapan Kab. Banggai Luwuk
Timur
758 Pulau Satu Kab. Tojo
Una-Una Ampanatete
759 Pulau
Saubane Kab. Morowali Bungku
760 Pulau
Sayado Kab. Tojo Una-Una Unauna
761 Pulau
Sayanggi Kab. Donggala Sojol
Utara
762 Pulau
Sayanggi Kecil Kab. Donggala Sojol
Utara
763 Pulau Sayor
Besar Kab. Banggai Tinangkung
764 Pulau Sayor
Pauno Kab. Banggai Tinangkung
765 Pulau
Sekaka Kab. Morowali Menui
766 Pulau Sendeng
Naulu Kab. Banggai Kepulauan Labobo
767 Pulau Serre
Atas Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
768 Pulau Serre
Bahaw Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
769 Pulau Serre
Tengah Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
770 Pulau Siali Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
771 Pulau Siatu Kab. Tojo
Una-Una Unauna
772 Pulau Sidu Kab. Banggai
Kepulauan Bokan Kepulauan
773 Pulau
Sigandan Kab. Toli-Toli Ogodeide
774 Pulau
Sijakir Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
775 Pulau
Silapaong Basar Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
776 Pulau
Silapaong Dikki Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
777 Pulau
Silendo Selatan Kab. Tojo Una-Una Togean
778 Pulau
Silendo Utara Kab. Tojo Una-Una Togean
779 Pulau
Sillangan Kab. Tojo Una-Una Unauna
780 Pulau
Simatang Kab. Toli-Toli Dampal
Utara
781 Pulau
Simogaling Kab. Parigi Moutong Tomini
782 Pulau
Sinindi Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
783 Pulau
Sinindi Dindi Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
784 Pulau
Siomang Kab. Toli-Toli Ogodeide
785 Pulau
Solando Kab. Toli-Toli Dakopamean
786 Pulau
Solando Besar Kab. Toli-Toli Dakopamean
787 Pulau
Solando Kecil Kab. Toli-Toli Dakopamean
788 Pulau
Solisi Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
789 Pulau
Solongan Kab. Banggai Kepulauan Liang
790 Pulau
Sombori Kab. Morowali Menui
791 Pulau
Sombuan Kab. Banggai Buko
792 Pulau
Sondang Kab. Banggai Kepulauan Liang
793 Pulau
Songolungun Kab. Banggai Tinangkung
794 Pulau Sonit Kab. Banggai
Kepulauan Bokan Kepulauan
795 Pulau
Sopabojoana Kab. Parigi Moutong Tomini
796 Pulau
Sosoat Kab. Banggai Kepulauan Liang
797 Pulau Sosomon Kab. Banggai Luwuk Timur
798 Pulau
Sowong Kab. Banggai Bulagi
Selatan
799 Pulau
Stagal Kab. Morowali Bungku
800 Pulau
Sumangat Kab. Toli-Toli Ogodeide
801 Pulau Sumba Kab. Morowali Menui
802 Pulau
Sumpala Kab. Tojo Una-Una Unauna
803 Pulau
Sumpala Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
804 Pulau
Sumpaladua Kab. Tojo Una-Una Unauna
805 Pulau
Sumpalatiga Kab. Tojo Una-Una Unauna
806 Pulau
Supangit Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
807 Pulau
Tabaradua Kab. Tojo Una-Una Unauna
808 Pulau
Tabarasatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
809 Pulau
Tabaratiga Kab. Tojo Una-Una Unauna
810 Pulau
Tabudurian Kab. Tojo Una-Una Unauna
811 Pulau
Taduno Kab. Banggai Tinangkung
812 Pulau
Taduno Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
813 Pulau
Taduno Babasal Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
814 Pulau
Taduno Pauno Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
815 Pulau
Taduno Tanga Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
816 Pulau
Taduno Tatandak Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
817 Pulau
Tadunomatanga Kab. Banggai Banggai
818 Pulau Takal Kab. Banggai Tinangkung
819 Pulau
Takuhak Kab. Tojo Una-Una Walea
Besar
820 Pulau
Takulak Kab. Tojo Una-Una Unauna
821 Pulau Talam Kab. Banggai
Kepulauan Bokan Kepulauan
822 Pulau Talam
Babasal Kab. Banggai Kepulauan Liang
823 Pulau Talam
Pauno Kab. Banggai Kepulauan Liang
824 Pulau
Talatakoh Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
825 Pulau
Talawanga Kab. Tojo Una-Una Togean
826 Pulau
Talempo Kab. Tojo Una-Una Unauna
827 Pulau
Talikan Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
828 Pulau Tamaeloboang Kab. Banggai Tinangkung
829 Pulau
Tambangoniradua Kab. Tojo Una-Una Unauna
830 Pulau
Tambangonisatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
831 Pulau
Tambangonitiga Kab. Tojo Una-Una Unauna
832 Pulau
Tambaton Kab. Banggai Kepulauan Liang
833 Pulau
Tambelan Kab. Banggai Tinangkung
834 Pulau
Tambun Kab. Tojo Una-Una Togean
835 Pulau
Tambun Barat Kab. Banggai Tinangkung
836 Pulau
Tambun Baratdaya Kab. Banggai Tinangkung
837 Pulau
Tambun Tenggara Kab. Banggai Tinangkung
838 Pulau
Tamentak Kab. Tojo Una-Una Unauna
839 Pulau
Tampelekan Kab. Toli-Toli Dampal
Utara
840 Pulau
Tanalan Babasal Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
841 Pulau
Tanalan Pauno Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
842 Pulau
Tandaka Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
843 Pulau
Tangah Kab. Morowali Petasia
844 Pulau
Tangkejeng Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
845 Pulau
Tangkuladi Kab. Banggai Bualemo
846 Pulau
Tanoka Kab. Morowali Petasia
847 Pulau
Tapohulu Kab. Morowali Petasia
848 Pulau
Tarape Kab. Morowali Menui
849 Pulau
Taring Kab. Donggala Sojol
Utara
850 Pulau
Tatangkorok Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
851 Pulau Taule Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
852 Pulau
Taupan Kab. Tojo Una-Una Unauna
853 Pulau
Telogo Kab. Banggai Pagimana
854 Pulau
Tembang Kab. Banggai Pagimana
855 Pulau Tende Kab. Toli-Toli Galang
856 Pulau
Tendedua Kab. Tojo Una-Una Unauna
857 Pulau
Tendesatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
858 Pulau
Tendetiga Kab. Tojo Una-Una Unauna
859 Pulau Tenga Kab. Parigi
Moutong Tomini
860 Pulau
Tengah Kab. Banggai Banggai
861 Pulau
Tengah Kab. Morowali Menui
862 Pulau
Tengah Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
863 Pulau
Tenggong Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
864 Pulau Teo,
Togong Kab. Morowali Bungku
Utara
865 Pulau
Tetapen Kab. Banggai Bulagi
866 Pulau
Tetembonti Kab. Morowali Bungku
Utara
867 Pulau
Tibalat Kab. Banggai Kepulauan Liang
868 Pulau
Tibodua Kab. Tojo Una-Una Unauna
869 Pulau
Tibosatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
870 Pulau
Tibotiga Kab. Tojo Una-Una Unauna
871 Pulau Tiga Kab. Banggai Banggai
872 Pulau Tiga Kab. Morowali Menui
873 Pulau Tiga
Dalam Kab. Toli-Toli Ogodeide
874 Pulau Tiga
Luar Kab. Toli-Toli Ogodeide
875 Pulau Tiga
Tengah Kab. Toli-Toli Ogodeide
876 Pulau
Tikala Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
877 Pulau Tikolobuaya Kab. Tojo
Una-Una Unauna
878 Pulau Tikus Kab. Banggai Buko
879 Pulau
Tilupang Kab. Tojo Una-Una Togean
880 Pulau
Timbokah Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
881 Pulau
Timpaus Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
882 Pulau
TimpoO Kab. Tojo Una-Una Togean
883 Pulau
Timpusu Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
884 Pulau
Tinakin Kab. Banggai Banggai
885 Pulau
Tinakinlaut Dalam Kab. Banggai Banggai
886 Pulau
Tinakinlaut Luar Kab. Banggai Banggai
887 Pulau
Tinakitlaut Tengah Kab. Banggai Banggai
888 Pulau
Tinalapu Kab. Banggai Pagimana
889 Pulau
Tingaru Barat Kab. Tojo Una-Una Togean
890 Pulau
Tingaru Timur Kab. Tojo Una-Una Togean
891 Pulau
Tinggilanga Kab. Toli-Toli Ogodeide
892 Pulau
Tinopolandua Kab. Tojo Una-Una Unauna
893 Pulau
Tinopolansatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
894 Pulau Tira Kab. Morowali Menui
895 Pulau Tira Kab. Tojo
Una-Una Unauna
896 Pulau Tiu
Bolindang Kab. Banggai Buko
897 Pulau Tiung Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
898 Pulau Tn1 Kab. Banggai
Kepulauan Labobo
899 Pulau Tn2 Kab. Banggai
Kepulauan Labobo
900 Pulau Toada
Kondong Kab. Banggai Kepulauan Liang
901 Pulau Toado Kab. Banggai
Kepulauan Bokan Kepulauan
902 Pulau
Tobong Kab. Parigi Moutong Tomini
903 Pulau
Todinan Kab. Morowali Bungku
904 Pulau
Togean Kab. Tojo Una-Una Togean
905 Pulau
Togong Antulah Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
906 Pulau
Togong Batuampas Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
907 Pulau
Togong Boyoko Kab. Banggai Kepulauan Liang
908 Pulau
Togong Boyoko 1 Kab. Banggai Kepulauan Liang
909 Pulau
Togong Boyoko 2 Kab. Banggai Kepulauan Liang
910 Pulau
Togong Kansuil Kab. Banggai Kepulauan Liang
911 Pulau
Togong Karatte Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
912 Pulau
Togong Lantang Kab. Banggai Kepulauan Liang
913 Pulau
Togong Mamangandean Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
914 Pulau
Togong Onitu Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
915 Pulau
Togong Ponga Kab. Banggai Kepulauan Liang
916 Pulau
Togong Sali Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
917 Pulau
Togong Salinglabian Kab. Banggai Kepulauan Liang
918 Pulau
Togong Sasalua Kab. Banggai Banggai
919 Pulau
Togong Sawaki Kab. Banggai Kepulauan Liang
920 Pulau
Togong Tatandak Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
921 Pulau
Togong Utoyon Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
922 Pulau
Togongbabasal Kab. Banggai Buko
923 Pulau
Togongbatu Kab. Banggai Banggai
924 Pulau
Togongboyoko Kab. Banggai Tinangkung
925 Pulau
Togongdoikendek Selatan Kab. Banggai Banggai
926 Pulau
Togongdoikendek Utara Kab. Banggai Banggai
927 Pulau
Togonglantiong Kab. Banggai Bulagi
Selatan
928 Pulau
Togongpasirputih Lua Kab. Banggai Banggai
929 Pulau
Togongpoisikmatanga Kab. Banggai Banggai
930 Pulau
Togongpotil Babasal Kab. Banggai Banggai
931 Pulau
Togongpotil Poisik Kab. Banggai Banggai
932 Pulau
Togopi Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
933 Pulau
Toguan Kab. Donggala Sojol
934 Pulau
Tokogondi Kab. Tojo Una-Una Togean
935 Pulau
Tokoluan Pauno Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
936 Pulau
Tokonanaka Kab. Morowali Bungku
Utara
937 Pulau
Tokubet Kab. Banggai Banggai
938 Pulau
Tokulo Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
939 Pulau
Tolian Kab. Banggai Luwuk
Timur
940 Pulau
Tolisetubono Kab. Banggai Banggai
941 Pulau
Tollobundu Kab. Banggai Kepulauan Liang
942 Pulau
Tolobundu Kab. Banggai Kepulauan Liang
943 Pulau
Tombolang Kab. Tojo Una-Una Togean
944 Pulau
Tomboti Kab. Banggai Kepulauan Liang
945 Pulau
Tomini Kab. Parigi Moutong Tomini
946 Pulau Tondo Kab. Tojo
Una-Una Togean
947 Pulau
Tondokan Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
948 Pulau
Tondongidua Kab. Tojo Una-Una Unauna
949 Pulau
Tondongiempat Kab. Tojo Una-Una Unauna
950 Pulau
Tondongienam Kab. Tojo Una-Una Unauna
951 Pulau
Tondongilima Kab. Tojo Una-Una Unauna
952 Pulau
Tondongisatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
953 Pulau
Tondongitiga Kab. Tojo Una-Una Unauna
954 Pulau
Tongaan Kab. Banggai Buko
955 Pulau
Tonggobuk Kab. Banggai Kepulauan Liang
956 Pulau
Tongkabu Kab. Tojo Una-Una Togean
957 Pulau
Tongke Kab. Banggai Tinangkung
958 Pulau
Tongkulung Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
959 Pulau
Tonssidua Kab. Tojo Una-Una Unauna
960 Pulau
Tonssisatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
961 Pulau
Toosan Kab. Banggai Bualemo
962 Pulau Topu Kab. Tojo
Una-Una Unauna
963 Pulau Topu
Kecil Kab. Tojo Una-Una Unauna
964 Pulau Toroh Kab. Tojo
Una-Una Unauna
965 Pulau
Torohdituno Kab. Tojo Una-Una Togean
966 Pulau
Torohpote Kab. Tojo Una-Una Togean
967 Pulau
Toropot Kab. Banggai Kepulauan Bokan
Kepulauan
968 Pulau
Toropot Pauno Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
969 Pulau
Totogong Kab. Banggai Bulagi
Selatan
970 Pulau
Totogongo Babasal Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
971 Pulau
Totogongo Pauno Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
972 Pulau
Totuku Babasal Kab. Banggai Kepulauan Liang
973 Pulau
Totuku Pauno Kab. Banggai Kepulauan Liang
974 Pulau
Toulan Besar Kab. Banggai Banggai
975 Pulau Towo Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
976 Pulau Towo
Barat Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
977 Pulau Towo
Timur Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
978 Pulau
Tubbor Kab. Tojo Una-Una Unauna
979 Pulau Tuber Kab. Tojo
Una-Una Togean
980 Pulau Tudak Kab. Banggai
Kepulauan Liang
981 Pulau Tudak
Bulusan Kab. Banggai Kepulauan Liang
982 Pulau Tudak
Matimbulan Kab. Banggai Kepulauan Liang
983 Pulau Tullu Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
984 Pulau
Tumasahida, Togong Kab. Banggai Luwuk
Timur
985 Pulau
Tumbak Babasal Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
986 Pulau
Tumbak Pauno Kab. Banggai Kepulauan Bokan Kepulauan
987 Pulau
Tumpangan Kab. Toli-Toli Ogodeide
988 Pulau
Tunguan Kab. Parigi Moutong Moutong
989 Pulau Tupai Kab. Tojo
Una-Una Unauna
990 Pulau
Tupaidua Kab. Tojo Una-Una Unauna
991 Pulau
Tupaisatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
992 Pulau
Tupudua Kab. Tojo Una-Una Unauna
993 Pulau
Tupusatu Kab. Tojo Una-Una Unauna
994 Pulau
Tutuko Kab. Morowali Bungku
995 Pulau Tuula Kab. Banggai Buko
996 Pulau
Uadele Kab. Tojo Una-Una Walea
Kepulauan
997 Pulau
Uaenggo Kab. Tojo Una-Una Unauna
998 Pulau
Uajengi Kab. Tojo Una-Una Unauna
999 Pulau
Uepiri Kab. Morowali Petasia
1000 Pulau
Ulubasai Kab. Donggala Balaesang
1001 Pulau
Ulundoke Kab. Morowali Petasia
1002 Pulau Umbele Kab. Morowali Bungku
1003 Pulau Unauna Kab. Tojo
Una-Una Unauna
1004 Pulau Undu Kab. Tojo
Una-Una Unauna
1005 Pulau Ungka Kab. Tojo
Una-Una Unauna
1006 Pulau
Urumdolom Kab. Tojo Una-Una Togean
1007 Pulau
Uwebulung Kab. Banggai Luwuk
Timur
1008 Pulau
Vatumesara Kab. Donggala Sirenja
1009 Pulau
Vatusayanggi Kab. Donggala Sojol
Utara
1010 Pulau Vayau Kab. Tojo
Una-Una Unauna
1011 Pulau Vea Kab. Tojo
Una-Una Walea Kepulauan
1012 Pulau Wakita Kab. Morowali Menui
1013 Pulau Walea
Besar Kab. Tojo Una-Una Walea Besar
1014 Pulau Walia
Kodi Kab. Tojo Una-Una Walea Kepulauan
1015 Pulau Wamoha Kab. Tojo
Una-Una Unauna
1016 Pulau Yambe Kab. Tojo
Una-Una Unauna
Langganan:
Postingan (Atom)